Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 19:33 WIB | Senin, 25 Mei 2015

PM Najib Razak Sesalkan Kuburan Massal di Malaysia

Anak-anak pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar yang tinggal di Malaysia berpose setelah makan siang di sekolah komunitas mereka di Ampang di pinggiran Kuala Lumpur pada 20 Mei 2015. (Foto: AFP)

WANG KELIAN, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Najib Razak pada Senin (25/5) mengatakan “sangat menyesalkan” penemuan pertama dari kuburan massal terduga imigran ilegal di Malaysia utara dan berkomitmen untuk mencari para pelaku yang bertanggung jawab.

“Saya sangat menyesalkan atas penemuan kuburan massal di wilayah Malaysia, diduga terkait penyelundupan manusia,” ujarnya dalam akun resmi Facebook dan Twitter-nya.

“Kami akan menemukan mereka yang bertanggung jawab.”

Menteri dalam negeri Malaysia pada Minggu mengumumkan penemuan kuburan massal dekat sejumlah kamp di hutan sepanjang perbatasan dengan Thailand, bukti lebih lanjut dari penyelundupan manusia yang berbahaya dan kemudian meletus menjadi krisis regional.

Polisi Thailand pada Mei lalu menemukan kamp rahasia dari penyelundup manusia di wilayah mereka dekat perbatasan dan puluhan kuburan tak dikenal. Penemuan kuburan massal ini merupakan yang pertama kali di Malaysia.

Sejumlah pejabat belum mengatakan berapa banyak jasad yang ditemukan dalam kuburan massal di Malaysia atau lokasi persis kuburan tersebut, namun kepala polisi negara diperkirakan akan menggelar konferensi pers pada pukul 11.00 pagi (waktu setempat).

Kemungkinan terdapat puluhan bahkan ratusan jasad di kuburan massal tersebut, seperti dilansir media Malaysia, seraya mengutip narasumber yang enggan disebutkan namanya.

Negara bagian Perlis Malaysia, tempat kuburan massal itu ditemukan, berlokasi dekat dengan tempat di mana Thailand menemukan kuburan massalnya.

139 Makam dan 29 Kamp Perdagangan Manusia Ditemukan

Sementara, sebanyak 139 makam dan 28 kamp perdagangan manusia ditemukan di wilayah perbatasan terpencil di Malaysia utara, ujar pejabat polisi negara kepada wartawan, Senin (25/4).

Kepala polisi Khalid Abu Bakar mengungkapkan temuan tersebut dalam konferensi pers sehari setelah pemerintah mengumumkan penemuan kamp dan kuburan, situs yang pertama kali ditemukan di Malaysia sejak krisis penyelundupan manusia berkembang awal bulan ini.

“(Pemerintah) menemukan 139 makam. Mereka tidak yakin berapa banyak mayat yang berada di masing-masing kuburan itu,” ujar Khalid.

Dia menambahkan bahwa jumlah dan ukuran 28 kamp yang ditemukan mengindikasikan bahwa tempat tersebut kemungkinan telah ditempati ratusan orang.

Ukuran terbesar dapat menampung hingga 300 orang, yang lainnya memiliki kapasitas 100, sedangkan sisanya bisa menahan sekitar 20 untuk masing-masing kamp, ujarnya.

Penemuan ini adalah bukti terbaru dari sifat mematikan perdagangan manusia di kawasan itu.

Polisi di Thailand pada awal Mei telah menemukan kamp rahasia perdagangan manusia di sisi perbatasan dan puluhan kuburan.

Pejabat Malaysia kemudian menepis anggapan bahwa situs serupa juga ditemukan di tanah Malaysia.

Khalid mengatakan kamp dan kuburan tersebut berada di daerah pegunungan yang sulit dijangkau.

Dia menolak untuk menanggapi pertanyaan tentang bagaimana sistem kamp tersebut bisa ada tanpa terdeteksi oleh pihak berwenang dan apakah terdapat keterlibatan para pejabat korup. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home