Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:43 WIB | Rabu, 06 Mei 2015

Polisi Bantu Evakuasi Korban Longsor Pangalengan

Ilustrasi, Sejumlah pekerja dengan alat berat mencari korban longsor yang tertimbun bebatuan di tambang batu, Cipanas, Dukuhpuntang, Kab. Cirebon, Jawa Barat, Kamis (30/4/15). (Foto : antara/Dedhez Anggara)

BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 120 polisi, diterjunkan untuk membantu mengevakuasi dan mencari warga korban bencana alam tanah longsor di Cibitung, kecamatan Pangalengan, kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Penanganan sepenuhnya oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kami membantunya dengan mengerahkan 120 anggota ke lokasi bencana," kata Kepala Polres Bandung AKBP Erwin Kurniawan di Bandung, Rabu (6/5).

Ia menuturkan, personel yang diterjunkan terbagi dalam tugasnya, yakni melakukan pengamanan sekitar lokasi bencana, membantu pencarian dan evakuasi korban yang tetimbun tanah longsor.

Berdasarkan informasi dari balai desa, ada delapan orang yang belum ditemukan dan empat orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor.

"Kita belum menemukan delapan orang lagi, kalau empat orang yang meninggal ditemukan di rumahnya," kata Kapolres.

Sebelumnya, bencana longsor diduga akibat meledaknya pipa panas bumi milik Star Energi Geothermal di Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan, kabupaten Bandung, Jabar, Selasa (5/5), sekitar pukul 14.40 WIB.

Selain menewasan empat warga, sebanyak 55 Kepala Keluarga mengungsi karena rumahnya terkena dampak dan terancam bencana longsor.

Kakak-Adik Tertimbun Longsor di Pangalengan

Sementara itu, Dua orang kakak-adik bernama Wiwi (44) dan Dedeh (30) diduga tertimbun longsor akibat ledakan pipa panas bumi PT Star Energy, di Kampung Cibitung RW 15 desa Margamukti, kecamatan Pangalengan, kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Sampai saat ini saya terus berdoa, mudah-mudahan bisa ditemukan. Rumah Wiwi itu tepat di bawah alat berat becko itu," kata Elli, kerabat Wiwit di lokasi kejadian, Rabu (6/5).

Ia menuturkan, selain Wiwi dan Dedeh, saat kejadian longsor tersebut juga terdapat anak perempuan Dedeh di rumah tersebut.

"Jadi, total di rumah itu ada tiga orang, Wiwi, Dedeh sama anaknya Dedeh," kata Ellis sambil meneteskan air mata.

Menurut dia, saat kejadian suami Wiwi tidak ada di rumah karena bekerja di Bengkulu.

"Suaminya Wiwi dan anak saya kerja di Bengkulu, jadi alhamdulilah suaminya selamat," kata dia.

Tepat di depan alat berat, Ellis yang ditemani suaminya, Engkos, hanya dapat melihat alat berat berwarna orange tersebut melakukan proses evakuasi.

"Doakan saja kang, mudah-mudahan bisa ketemu," kata Ellis.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangn Bencana (BNPB), hingga saat ini sudah ada empat korban tewas yang berhasil ditemukan dalam musibah longsor Pangalengan tersebut.

Keempat korban itu adalah Iran (laki-laki) 55 tahun, Dating (perempuan) 60 tahun, Pardi (laki-laki )70 tahun), dan Naela (perempuan) 1,5 tahun.

Sementara satu orang luka berat (Rukman), dirawat di RS Al Ihsan Bandung sedangkan delapan orang luka ringan sudah pulang ke rumahnya atau kerabatnya.

Diperkirakan masih ada sembilan orang masih tertimbun longsor dan sebanyak 123 orang mengungsi di Balai Desa dan di rumah saudaranya,  karena takut adanya longsor susulan dan kerugian material lain adalah delapan rumah tertimbun longsor dan pipa gas putus.(Ant)

 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home