Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 15:30 WIB | Rabu, 13 November 2019

Polri Ungkap Pelaku Bom Medan, Mahasiswa Berinisial RMN

Polisi berjaga di depan rumah keluarga terduga pelaku aksi bom bunuh diri Mapolrestabes Medan, di Jalan Jangka, Gang Tenteram, Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019). ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/aww. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, diidentifikasi berinisial RMN, berstatus sebagai mahasiswa.

"Pelaku atas nama RMN, 24 tahun, lahir di Medan, statusnya pelajar atau mahasiswa," kata Brigjen Dedi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/11).

RMN beralamat di Kelurahan Sei Putih Barat, Medan Petisah, Kota Medan.

Identitas pelaku tersebut diketahui dari hasil investigasi Tim Inafis Polri bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kemudian hasil tersebut dikuatkan dengan hasil identifikasi DNA pelaku yang dicocokkan dengan DNA kedua orang tua pelaku.

Hasil penyelidikan sementara, diketahui bahwa RMN merupakan pelaku teror perorangan atau lonewolf.

"Pengembangan (kasus) masih dilakukan oleh tim di lapangan," katanya.

Dedi menyebut, dalam melakukan aksinya, RMN melilitkan bom di pinggangnya.

Sejumlah barang bukti yang ditemukan tim Densus 88 di lokasi kejadian, di antaranya baterai 9 volt, pelat besi, paku berbagai ukuran, potongan kabel dan tombol switch on off.

Pelaku awalnya masuk melalui pintu depan Mapolrestabes Medan, kemudian berjalan menuju Kantor Bagian Operasi Polrestabes Medan. Sesaat kemudian, pelaku meledakkan diri.

Pemerintah Provinsi Sumut Tanggung Biaya Perawatan Korban

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menegaskan bahwa biaya pengobatan para korban bom di Polrestabes Medan akan ditanggung pemerintah provinsi.

"Pasti ditanggung oleh pemerintah, ini kan perbuatan yang salah tadi itu, jadi pemerintah bertanggung jawab, Pemprov Sumut bertanggung jawab," kata Edy pada sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) 2019 di Sentul, Bogor, Rabu.

Ada enam orang menjadi korban luka dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri ini yakni empat polisi, seorang pekerja harian lepas dan seorang warga sipil. Keenamnya kini dirawat di RS Bhayangkara.

"Yang pastinya itu adalah perbuatan keji, agama apapun tidak mentolerir itu, melakukan membuat orang jadi cemas, orang menjadi takut, itulah teror, itu sangat salah, sejauh ini saya belum tahu, yang pasti itu adalah perbuatan yang salah," tambah Edy.

Edy mengaku sudah bicara dengan Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto terkait pengamanan objek vital di Sumut pasca-ledakan bom.

"Iya tadi sudah bicara dengan Kapolda bersama-sama kita amankan tempat kita masing-masing. Kita tidak akan lengah dan kita lindungi rakyat kita, kita lindungi aset-aset kita kita dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab," ungkap Edy.

Namun Edy mengaku belum ada peningkatan status keamanan di Sumut.

"Tidak sampai ke situ (melakukan peningkatan status keamanan) tapi melakukan pengamanan baik itu objek-objek vital maupun pejabat-pejabat yang ada, ada SOP kita untuk melakukan tindakan-tindakan apabila emergency," ungkap Edy.

Ledakan bom ini adalah kedua kalinya di provinsi Sumatera Utara setelah ledakan di kota Sibolga pada Maret 2019 lalu saat terduga teroris Abu Hamzah ditangkap pada 12 Maret 2019. Sedangkan istrinya, Solimah, meledakkan bom rakitan pada sekitar pukul 01.20 WIB bersama anaknya berusia sekitar 2 tahun. Ledakan itu menyebabkan keduanya tewas dan lebih dari 100 keluarga rumahnya ikut rusak.

"Menghadapi teror bukan segampang apa yang kita perkirakan, begitu sulit tapi negara tidak boleh kalah, pemerintah tidak boleh kalah dengan para teroris, kita lakukan kita deteksi seminimal mungkin bahkan kalau bisa kita tiadakan kegiatan-kegiatan yang meresahkan masyarakat kita," ungkap Edy.

Edy mengaku sudah melakukan deteksi terhadap jaringan teror tapi informasi yang ia kantongi belum sepenuhnya benar.

"Sudah dideteksi tapi belum tahu pasti, kita punya hukum kalau sudah tahu tidak terjadi ini, ini terjadi karena begitu sulitnya untuk melakukan hal tersebut. Saya belum bisa menjawab terlalu banyak ya karena baru keluar dari tempat ini," tambah Edy. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home