Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 12:08 WIB | Sabtu, 30 Agustus 2014

Ponsel Pintar Turunkan Nilai Studi Anak-anak

Anak-anak yang menghabiskan waktu dengan ponsel lebih dari empat jam sehari, hasil ujian sekolah lebih buruk daripada yang hanya memakai telepon genggam setengah jam per hari, menurut hasil temuan survei yang dilakukan Pemerintah Jepang baru-baru ini. (Foto: Sebastien Desarmaux/Godong/Corbis/dailymail.co.uk)

TOKYO, SAUHARAPAN.COM – Menggunakan ponsel pintar berpengaruh pada nilai sekolah, demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan di Jepang.

Anak-anak yang menghabiskan waktu dengan ponsel lebih dari empat jam dalam sehari, hasil ujian di sekolahnya lebih buruk daripada mereka yang hanya memakai telepon genggam selama setengah jam per hari, demikian hasil temuan survei yang dilakukan Pemerintah Jepang baru-baru ini.

Sedikitnya, satu dari sembilan anak-anak berusia 14 dan 15 tahun yang menggunakan perangkat telepon genggam empat jam sehari, nilainya berkurang rata-rata 14 persen pada semua mata pelajaran. Khusus untuk pelajaran matematika, nilainya berkurang rata-rata 18 persen.

Hasil riset kementerian pendidikan Jepang menunjukkan hampir separuh dari semua siswa SMP tingkat akhir yang disurvei, menghabiskan waktu dengan ponsel mereka lebih dari satu jam sehari. Mereka memakainya untuk browsing situs, mengirim e-mail dan bermain game. Kurang dari seperempat dari siswa dalam kelompok usia yang sama tidak memiliki ponsel.

Penggunaan smartphone itu juga umum di kalangan anak usia 11 tahun. Separuh dari mereka yang duduk di kelas terakhir sekolah dasar memiliki telepon genggam pintar. Lima belas persen dari mereka menghabiskan waktu dengan ponsel pintar sekitar satu jam setiap hari.

Hasil survei kementerian pendidikan Jepang memicu kekhawatiran anak-anak sekolah mengabaikan buku mereka karena lebih tertarik pada daya tarik layar kecil di ponsel pintar yang mereka miliki.

Kazuo Takeuchi, yang mempelajari bagaimana cara anak-anak menggunakan ponsel, mengatakan kepada Jiji Press, anak-anak dengan perangkat komunikasi semacam itu cenderung kurang percaya diri dalam kemampuan akademik mereka, dan mendesak orangtua untuk menetapkan batas penggunaannya. (AP/AFP/DW)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home