Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 06:45 WIB | Kamis, 22 Oktober 2020

Prancis Beri Penghormatan pada Guru Samuel Paty

Presiden Emmanuel Macron: Kami Tidak Akan Menyerah dengan Kartun.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berpidato di depan peti jenazah Samuel Paty (tidak terlihat) di dalam halaman Universitas Sorbonne di Paris pada hari Rabu (21/10/2020). (Foto: AFP)

PARIS, SATUHARAPAN.COM-Prancis tidak akan menyerah dalam masalah karikatur, kata Presiden Emmanuel Macron bersumpah pada hari Rabu (21/10) ketika acara penghormatan kepada guru Samuel Paty, yang dipenggal kepalanya karena telah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara.

"Kami tidak akan menyerah dengang kartun," kata Macron dalam upacara khidmat di Universitas Sorbonne yang dihadiri oleh keluarga guru yang terbunuh itu.

Presiden mengatakan Paty dibunuh oleh "pengecut" karena dia mewakili nilai-nilai sekuler dan demokratis Republik Prancis.

Peti jenazah Paty berada di tengah halaman universitas, dihiasi dengan bendera Prancis, saat murid, teman, dan sesama guru sejarah memberikan penghormatan yang mengharukan kepada ayah satu anak berusia 47 tahun itu.

Upacara dimulai dengan lagu "One" oleh band rock Irlandia U2 yang dimainkan melalui pengeras suara atas permintaan keluarga Paty, dan diakhiri dengan tepuk tangan.

‘Menginginkan Masa Depan Kita’

Paty dibunuh dalam perjalanan pulang dari kerja sepulang sekolah hari Jumat pekan lalu oleh Abdullakh Anzorov, 18 tahun, kelahiran Chechnya. Pembunuh yang menerbitkan gambar kepala guru yang terpenggal di Twitter sebelum dia sendiri ditembak mati oleh polisi.

Paty menjadi subjek kampanye kebencian online setelah dia menunjukkan kartun Nabi kepada murid-murid di kelas kewarganegaraan untuk mengundang debat tentang kebebasan berekspresi.

Gambar yang sama telah memicu serangan berdarah oleh pria bersenjata ekstremis di kantor majalah satir “Charlie Hebdo” lima tahun lalu di mana 12 orang, termasuk kartunis, tewas.

Macron mengatakan Paty dibunuh "karena dia ‘penjelmaan’ Republik." Presiden menambahkan: "Dia dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita," sambil bersumpah "mereka tidak akan pernah memilikinya." (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home