Loading...
EKONOMI
Penulis: Bob H. Simbolon 14:32 WIB | Jumat, 12 Februari 2016

Presiden ADB Puji Kebijakan Ekonomi Jilid X Jokowi

Presiden Asian Development Bank, Takehiko Nakao ( Foto : Bob H. Simbolon)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Asian Development Bank  (ADB) menawarkan pinjaman 10 miliar dolar AS kepada pemerintah Indonesia setelah pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid  X yang mengeluarkan sejumlah sektor dari Daftar Negatif Investasi (DNI).

Presiden ADB, Takehiko Nakao, mengatakan masyarakat internasional menerima dengan baik kebijakan pemerintah Indonesia mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid X.

"Kami ingin membahas Paket Ekonomi X yang diumumkan Pemerintah Indonesia kemarin. Kebijakan ini adalah pesan yang sangat baik kepada masyarakat internasional bahwa pemerintah menuju ekonomi yang terbuka," kata dia di Kantor Menko Bidang Perekonomian di Jakarta pada hari Jumat (12/2).

Dia juga menjelaskan, ADB akan memberikan pinjaman kepada Indonesia atau BUMN dalam lima tahun ke depan dengan total pinjaman sebesar 10 miliar dolar AS.

"Tahun lalu US$ 1,7 miliar dan dan US$ 2 miliar per tahun selama lima tahun mendatang. Sebelumnya dalam lima tahun terakhir pinjaman (yang diberikan oleh ADB keapda Indonesia) rata-rata US$ 700 juta. Untuk lima tahun ke depan total adalah US$ 10 miliar," kata dia.

Sehari sebelumnya, Menko Perekonomian, Darmin Nasution mengumumkan langkah pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid X yang merevisi DNI. Revisi DNI yang dibahas sejak 2015, diklaim sudah melalui sosialisasi, uji publik, serta konsultasi dengan kementerian/lembaga, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lain.

Lewat paket ini, sejumlah bidang usaha dikeluarkan dari DNI, alias dapat dimasuki oleh investasi asing. Bidang-bidang itu sebelumnya tidak dapat dimasuki investasi asing:

1. industri crumb rubber

2. cold storage

3. pariwisata (restoran; bar; kafe; usaha rekreasi, seni, dan hiburan: gelanggang olahraga)

4. industri perfilman,

5. penyelenggara transaksi perdagangan secara elektronik (market place) yang bernilai 100 miliar rupiah ke atas,

6. pembentukan lembaga pengujian perangkat telekomunikasi,

7. pengusahaan jalan tol

8. pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya,

9. industri bahan baku obat.

Selain itu ada sejumlah bidang usaha baru yang terbuka bagi pemodal asing, yaitu:

1. Jasa pelayanan penunjang kesehatan (67 persen) 

2. Angkutan orang dengan moda darat (49 persen)

3. Industri perfilman termasuk peredaran film (100 persen)

4. Instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi/ekstra tinggi (49 persen).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home