Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 15:30 WIB | Minggu, 15 Januari 2017

Presiden Ingatkan Materi Medsos Bisa Ancam Persatuan

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) didampingi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Indonesia Hendropriyono (kiri) dan Ketua Dewan Penasehat PKP Indonesia Try Sutrisno (kanan) menghadiri acara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 PKP Indonesia di Jakarta, Minggu (15/1). Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan harapannya agar kerja sama pemerintah dan PKP Indonesia semakin erat untuk mewujudkan Indonesia raya. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM –  Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan adanya isi atau materi dalam media sosial (medsos) yang bisa mengancam persatuan bangsa dan negara.

“Di medsos kita sering lihat adanya hasutan, fitnah, berita bohong, ujaran kebencian yang kalau tidak waspada bisa memecah belah bangsa," kata Presiden Jokowi dalam sambutan Perayaan HUT ke-18 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Jakarta, hari Minggu (15/1).

Ia menegaskan ancaman itu harus terus diwaspadai.

Hadir dalam acara itu Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri, Ketua Dewan Penasihat PKPI Try Sutrisno, Ketua Umum PKPI AM Hendropriyono dan sejumlah menteri Kabinet Kerja dan pimpinan lembaga negara.

Di awal sambutan Presiden menyebutkan bahwa perubahan dunia semakin cepat dari menit ke menit, jam ke jam, dan hari ke hari. Satu masalah belum rampung sudah ada masalah baru. "Ini politik global yang terjadi," kata dia seperti dikutip dari Antara.

Ia menyebutkan masalah perlambatan ekonomi global belum selesai, ekonomi dunia belum pulih tapi sudah ada tantangan baru yaitu kebijakan AS setelah nanti Presiden Donald Trump yang terpilih dilantik.

“Kia harus bergerak cepat mengantisipasi perubahan, harus selalu siap, terlambat sedikit saja kita mengantisipasi, akan digulung oleh sejarah," katanya.

Sementara itu di dalam negeri sendiri, lanjut Jokowi tantangan masih banyak termasuk kemiskinan, kesenjangan ekonomi antar wilayah, antara yang kaya miskin dan pengangguran.

“Meskipun kini ratio sudah turun sedikit tapi kita masih pada posisi kuning menuju merah,” kata dia.

Presiden menyebutkan sebagai bangsa, Indonesia beruntung dan patut bersyukur karena mempunyai Pancasila.

“Dengan Pancasila kita bisa deteksi, bisa ukur budaya yang tidak sesuai dengan Pancasila seperti aksi-aksi radikalisme dan terorisme,” kata dia.

Presiden Jokowi mengharapkan sebagai parpol yang rohnya keadilan dan pembangunan, PKPI bisa menjadi panduan, panyalur aspirasi rakyat untuk memperkecil kesenjangan antarwilayah, kesenjangan kaya miskin.

“Saya ingin adanya kerja sama pemerintah dengan PKPI untuk wujudkan Indonesia Raya,” kata dia. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home