Loading...
MEDIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 19:38 WIB | Selasa, 09 Februari 2016

Presiden Minta Pers Kembali Junjung Etika Jurnalisme

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 di Pantai Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, hari Selasa (9/2). (Foto: Sekretariat Presiden)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyadari akibat mementingkan kecepatan, sejumlah media sering melupakan kode etik jurnalisme dan etika dalam pemberitaannya.

Menurutnya, hal tersebut membuat berita yang diinformasikan menjadi tidak akurat dan berimbang, fakta yang disajikan pun tercampur‎ dengan opini.

"Beritanya jadi tidak akurat, tidak berimbang, campur aduk antara fakta dan opini, " kata  Presiden pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 di Pantai Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, hari Selasa (9/2).‎

Akibatnya, dia melanjutkan, berita-berita yang disajikan tanpa mempertimbangkan etika jurnalisme menjadi berita yang tidak berimbang dan tidak jarang menghakimi seseorang.

"Menurut saya ini berbahaya sekali," ucapnya.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi‎ mengatakan hubungan pers dengan pemerintah saat ini dan beberapa tahun yang lalu sangat berbeda. Dulu, tekanan kepada pers itu datang dari pemerintah, tapi sekarang berbalik, justru pers yang menekan pemerintah.

Namun, menurutnya, tekanan kepada pemerintah tersebut sebenarnya datang dari industri pers sendiri, sebagai bagian dari persaingan di dunia jurnalistik.

"Karena persaingan maka ditekan dari lingkungan sendiri. Inilah yang harus kita hindarkan bersama,' kata Presiden Jokowi.

Menurutnya, media harus mengingat kepentingan kehadirannya di tengah masyarakat, yakni sebagai pembentuk moral, karakter, mentalitas, dan moralitas bangsa.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi berharap agar di saluran televisi memutarkan lagu-lagu nasional, lagu kebangsaan Indonesia, seperti Padamu Negeri, Garuda Pancasila. Lagu-lagu itu ditayangkan pada waktu prime time.

"Sehingga anak-anak kita dari Sabang sampai Merauke akan hafal lagu nasional kita. Bukan hanya bertumpu pada rating,' ucap Presiden.‎

Di akhir sambutannya, Presiden berharap pers dapat menjadi pilar keempat demokrasi dengan menghadirkan informasi yang lebih jujur, akurat dan obyektif. "Se‎lalu memberi tempat suara bagi masyarakat," ucap Presiden Jokowi.

‎Tema Hari Pers Nasional Tahun 2016 ini, yaitu “Pers Yang Merdeka Mendorong Poros Maritim dan Pariwisata Nusantara”.  Pada Puncak Peringatan HPN 2016 ini dihadiri oleh para menteri anggota Kabinet Kerja, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Badrodin Haiti, pimpinan BUMN, Duta Besar negara sahabat, pemilik media dan pemimpin redaksi media nasional.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home