Loading...
MEDIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 17:40 WIB | Selasa, 09 Februari 2016

Presiden Minta Pers Tak Terjebak Berita Sensasional

Presiden Jokowi. (Foto: Dok. satuharapan.com)

NUSA TENGGARA BARAT, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, berharap seluruh insan pers dan media di Indonesia turut membangun optimisme, etos kerja masyarakat, dan produktivitas masyarakat.

Menurutnya, media di Indonesia terlalu sering memengaruhi publik dengan informasi yang menumbukan rasa pesimis. Media di Indonesia juga dinilai sering terjebak dengan berita-berita yang menghadirkan kehebohan semata.

"Kadang media kita justru mempengaruhi kita menjadi pesimisme dan juga banyak yang terjebak pada berita-berita yang sensasional. Apalagi kalau ditambah pendapat pengamat," kata Presiden Jokowi‎ pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 di Pantai Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, hari Selasa (9/2).

Presiden Jokowi berpendapat, ‎dalam kehidupan di era kemerdekaan pers, masyarakat Indonesia setiap hari dibanjiri informasi. Berbagai opini, data, informasi yang beragam bahkan terkadang status di media sosial-pun bisa jadi berita. Informasi itu sangatlah beragam maknanya, jika diibaratkan ada yang layaknya jamu, vitamin atau bahkan pil pahit yang menyehatkan, tapi juga ada yang sekedar informasi yang bisa mengaggangu akal sehat.

Dia mencontohkan, beberapa judul berita di media yang mengganggu pikiran masyarakat, yakni 'Indonesia Diprediksi Akan Hancur', 'Semua Pesimis Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai', ‎'Pemerintah Gagal Aksi Teror Tak Akan Habis Sampai Kiamat-pun', 'Kabut Asap Tak Teratasi Riau Terancam Merdeka'. Bahkan menurut Presiden, ada berita yang lebih seram, 'Indonesia Akan Bangkrut, Hancur. Rupiah Akan Tembus Rp 15.000‎, Jokowi-JK Akan Ambyar’. ‎

"Kalau judul seperti ini diteruskan di era kompetisi seperti ini, yang muncul adalah pesimisme, sebuah etos kerja yang tidak terbangun dengan baik. Yang muncul adalah hal-hal yang tidak produktif, bukan produktivitas," kata Presiden.

Menurutnya, dalam era persaingan antarnegara ini yang dibutuhkan di dalam negeri adalah membangun kepercayaan. Presiden Jokowi menggarisbawahi bahwa tanpa kepercayaan jangan berharap akan terjadi aliran arus uang, investasi dan modal yang masuk.

"Kepercayaan itu yang bisa bangun adalah media, pers. Persepsi muncul, imej muncul karena berita-berita," ujar Presiden Jokowi.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home