Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 13:07 WIB | Selasa, 08 Januari 2019

Prof Amany Lubis, Rektor Perempuan Pertama UIN Jakarta

Prof Dr Hj Amany Burhanuddin Umar Lubis MA. (Foto: UIN Jakarta)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Prof Dr Hj Amany Burhanuddin Umar Lubis MA dilantik sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (7/1/2019). Berbagai media menyebutnya sebagai rektor perempuan pertama UIN Jakarta.

Pelantikan dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Operation Room Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat 3 – 4, Jakarta. Bersama Amany Lubis, juga dilantik dua pemimpin perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) lain, yakni Dr H Sumanta MAg sebagai Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syek Nur Jati Cirebon, dan Dr Inayatillah SAg MAg sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tengku Dirundeng Meulaboh.

Ketiga pemimpin PTKIN itu dilantik sebagaimana tercantum pada Keputusan Menteri Agama RI Nomor: B.II/3/00429, B.II/3/00430, dan B.II/3/00431. Hadir sebagai saksi, Sekretaris Jenderal Kemenag M Nur Kholis Setiawan dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin.

Lima Pesan Menteri Agama

Dalam kesempatan tersebut, Menag Lukman menyampaikan lima pesan bagi pemimpin PTKIN.

Pertama, Menag berharap agar para pemimpin PTKIN menjaga tradisi akhlak Islami dan intelektual yang terus berkembang di kampus-kampus PTKIN. “Karena kita Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, maka sebebas apa pun intelektualitas kita berkembang, sebebas apa pun kita menggali ilmu pengetahuan, saya ingin seluruhnya harus bertumpu pada akhlak,” pesan Menag, seperti dilaporkan Indah Limy yang dilansir situs kemenag.go.id.

Tidak hanya bertumpu, ia menegaskan, tapi juga setiap pengembangan intelektual yang dilakukan PTKIN harus berorientasi pada terwujudnya masyarakat yang berakhlak baik. “Dan tentu itu tetap dengan menjaga kehidupan intelektualitas kampus sebagaiamana lazimnya perguruan tinggi,” kata Menag.

Kedua, terkait dengan moderasi beragama, Menag menginginkan PTKIN menjadi kampus-kampus terdepan dan berkelas dunia. Untuk itu menurut Menag ada dua hal yang harus dilakukan oleh PTKIN agar menjadi world class university.

Langkah pertama, civitas PTKIN harus akrab dengan persoalan aktual yang ada di masyarakat. Karena menurutnya, perguruan tinggi bukanlah menara gading. “Saya minta PTKIN harus lebih proaktif untuk speak out, speak up merespons persoalan masyarakat. Khususnya dalam masalah agama dan persoalan kemasyarakatan pada umumnya. Dan dalam merespons permasalahan itu tetaplah bertumpu pada moderasi beragama,” kata Menag.

Moderasi beragama  menurut Menag perlu dilakukan, karena saat ini masyarakat dihadapkan pada tarikan paham-paham keagamaan  yang sangat konservatif, sehingga seolah tercerabut dari realitas kekinian. “Di sisi ekstrem yang lain juga berkembang paham liberal, yang juga sesungguhnya tercerabut dari realitas kehidupan keagaamaan dan keIndonesiaan kita,” Menag menambahkan.

Ketiga, Menag berpesan agar para pemimpin PTKIN selain berorientasi pada kuantitas  juga harus lebih menitikberatkan pada kualitas. “Kualitas lebih diutamakan dalam banyak hal. Agar PTKIN memiliki kekhasannya, di mana saudara menjadi pemimpinnya,” kata Menag.

Keempat, Menag minta pimpinan UIN Syarif Hidayatullah, IAIN Syekh Nur Jati Cirebon, dan STAIN Meulaboh untuk memfokuskan diri pada tata kelola kelembagaan. “Benahi tata kelola kelembagaan, khususnya manajemen organisasi dan manajemen keuangan,” Menag menegaskan.

Kelima, Menag meminta pemimpin PTKIN untuk menjaga kebersamaan di lingkungan kampus yang dipimpinnya. Suasana kebersamaan yang dibangun diharapkan Menag dapat menjadikan visi misi PTKIN dapat lebih mudah terwujud. “Kepemimpinan saudara diharapkan dapat mengayomi semua entitas yang ada dalam perguruan tinggi yang saudara pimpin,” pesan Menag.

Menitikberatkan Peningkatan Mutu

Prof Amany, seperti dilansir situs uinjkt.ac.id, merupakan salah satu dari sejumlah calon rektor yang diajukan ke tim pemilihan Rektor UIN Jakarta masa bakti 2019-2023. Di antaranya Prof Amsal Bakhtiar, Prof Andi M Faisal Bakti, Prof Jamhari, Prof Masri Mansoer, Prof Sukron Kamil, Prof Zulkifli, Prof Abdul Mujib, dan Prof Didin Saepudin.

Saat memaparkan visi misi di hadapan senat UIN Jakarta, Kamis 4 Oktober 2018, Amany menitikberatkan pentingnya peningkatan mutu lulusan UIN Jakarta di samping penguatan rekognisi nasional-global. “Selain kemampuan akademik, kita ingin meningkatkan kepuasan user atas lulusan UIN Jakarta, menjadikan mereka mendapatkan pekerjaan sesuai bidang ilmunya,” katanya.

Prof Amany Lubis, mengutip dari laman UIN Jakarta, adalah guru besar hukum tata negara dari Fakultas Syariah dan Hukum, Prodi Hukum Tata Negara, bidang ilmu sejarah politik Islam.

 

 

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home