Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 09:31 WIB | Sabtu, 23 Februari 2019

PTKIN Harus Jawab Kebutuhan Literasi Keagamaan Kaum Milenial

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (Foto: Dok satuharapan.com/kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus menjawab kebutuhan literasi keagamaan kaum milenial. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan hal itu saat membuka Rapat Koordinasi PTKIN 2019, di Jakarta.  

Menag berpendapat umumnya generasi milenial tidak lagi mendapatkan informasi dari bahan cetak. Mereka bisa berjam-jam menggunakan gawai (gadget).

“Anak-anak kita sebagian besar tidak lagi membaca buku. Materi keislaman seperti apa yang perlu disampaikan kepada generasi milenial dengan medium digital di dunia akademik? Ini perlu dipikirkan,” kata Menag, Kamis (21/2), seperti dilaporkan Benny Andriyos dan dilansir kemenag.go.id.

Inovasi itu menurut Menag perlu dilakukan, mengingat PTKIN  seharusnya menjadi sumber keilmuan paling otoritatif terkait permasalahan keagamaan dan kehidupan beragama. Maka setiap kajian terkait kehidupan keagamaan yang dilakukan oleh PTKIN, perlu menyebar secara masif di masyarakat.

“Tolong dipikirkan agar keberadaan PTKIN benar-benar dirasakan masyarakat,” kata Menag.

“Kita mestinya hadir. Agar orang bisa mengerti tentang Islam. Setidaknya memamahi apa sih wawasan tentang Islam,” Menag menambahkan.

Di samping itu, Menag juga menambahkan  perlu dibuat event yang menarik untuk menyebarkan literasi keagamaan kepada masyarakat luas.

“Misalnya, Festival International Book Fair tentang literatur keagaman dunia, sambil menghadirkan tokoh-tokoh internasional yang memiliki reputasi tinggi dan membedah bukunya,” Menag mengusulkan.

Menag juga menuturkan saat ini Indonesia dikenal dunia dan menjadi contoh model pengembangan keislaman dan kajian keilmuan. Maka menurutnya, penting bagi PTKIN untuk menyusun direktori serta daftar literatur yang dimiliki oleh PTKIN agar dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak.

“Misalnya kalau ada orang yang ingin studi hubungan agama dengan negara apa saja sih yang sudah dilakukan apakah itu penelitian dan sebagainya. Sehingga kalau ada orang ingin melakukan kajian orang sudah tahu dan dia bisa mengembangkannya,” kata Menag.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home