Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 06:23 WIB | Sabtu, 22 Juni 2019

Pulang

Dan kesaksian efektif memang mulai dari dalam rumah sendiri.
Di Persimpangan (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu” (Luk. 8:39). Demikianlah perintah Yesus kepada orang yang telah disembuhkannya. Mulanya dia ingin menyertai Yesus. Tetapi, Yesus melarangnya.

Mengapa? Tampaknya Guru dari Nazaret itu paham, lebih berguna bagi dia untuk pulang ke rumahnya dan menceritakan segala sesuatu yang telah diperbuat Allah terhadap dirinya. Dia bisa menjadi saksi hidup mengenai kepedulian Allah. Dia telah mengalaminya.

Si Jahat telah membuatnya tidak lagi menjadi manusia. Lukas mencatat: ”Orang itu dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah, tetapi dalam pekuburan” (Luk. 8:27).

Si Jahat telah membuat dia kehilangan kemanusiaannya. Si Jahat pulalah yang membuat dia tak lagi mempunyai pilihan—kehendak bebas! Dia tidak menjadi dirinya sendiri. Yesus membebaskan dia dari belenggu si Jahat sehingga menjadi waras kembali.

Menarik disimak bahwa Yesus lebih memilih kesembuhan orang tersebut ketimbang nyawa sekawanan babi. Kita tidak tahu berapa persisnya jumlah babi itu. Bisa jadi sampai seratus ekor karena Lukas mencatat bahwa penjaganya lebih dari seorang. Jika seekor babi dihargai Rp5 juta saja, maka harga kesembuhannya adalah Rp500 juta. Anugerah-Nya sungguh mahal.

Lukas juga mencatat: ”Orang itu pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya” (Luk. 8:39). Kesaksiannya kemungkinan besar akan memberkati banyak orang karena dia telah merasakan sendiri kasih Allah. Dan kesaksian efektif memang mulai dari dalam rumah sendiri.

Nah, bagaimana dengan kita?

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home