Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:51 WIB | Jumat, 17 April 2015

Rabies Setiap Tahun Bunuh Puluhan Ribu Orang

Seorang relawan di Bali menyembelih anjing-anjing yang diduga terkena rabies di desa Kutuh di Jimbaran, Bali (Foto: voaindonesia.com/AP)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Rabies pada anjing, membunuh puluhan ribu orang setiap tahunnya dan merugikan perekonomian miliaran dolar Amerika. Sebuah studi global mengatakan, pemahaman atas konsekuensi penyebaran rabies dapat mendorong penggunaan lebih banyak sumber daya untuk mencegah penyakit ini.

Dr. Louise Taylor, dari Aliansi Global bagi Pengendalian Rabies dan koordiinator Grup Kemitraan bagi Pencegahan Rabies mengatakan, walaupun ada cara-cara mencegah kematian akibat rabies, namun cara-cara tersebut tidak ditempuh oleh negara-negara yang paling dirugikan oleh penyakit ini.

Studi terbaru, memperkirakan rabies menewaskan 59.000 orang di seluruh dunia setiap tahunnya. "Dan ini hanya jumlah korban dari rabies yang ditularkan oleh anjing," katanya. Ia menambahkan bahwa rabies juga mengakibatkan kerugian pada perekonomian sebesar $8,6 miliar (Rp 1,1 triliun) per tahun.

Rabies kebanyakan disebarkan oleh anjing, walaupun bisa juga ditularkan oleh kelelawar. Laki-laki biasanya cenderung lebih rentan digigit oleh anjing yang punya rabies, dibandingkan perempuan.

Sekitar 40-60 persen korban adalah anak-anak berusia di bawah 16 tahun. Taylor menjelaskan, "Anak-anak cenderung lebih tertarik pada anjing. Dan mereka mungkin tidak mengerti bagaimana bersikap terhadap anjing. Mereka dapat lebih cenderung memprovokasi anjing dibandingkan orang dewasa."

Asia, Afrika dan Amerika Latin adalah wilayah-wilayah di mana rabies menjadi endemi.

Walaupun vaksinasi terhadap anjing rutin dilakukan di AS dan negara-negara maju lainnya, tidak demikian halnya di negara-negara berkembang.

Vaksinasi menelan ongkos $1 (Rp 12.847) hingga $5  (Rp 64.238.91) di AS, tapi Taylor menambahkan bahwa ongkos tersebut boleh jadi berat bagi keluarga yang miskin.

"Di negara-negara berkembang, infrastruktur sistem layanan kesehatan bagi hewan lebih terbelakang dan belum terbangun jaringan distribusi vaksinasi berskala luas," kata Taylor.

"Kita juga bicara mengenai populasi yang miskin, yang mungkin tidak memiliki dana untuk memberikan anjing mereka vaksinasi. Ada juga isu kesadaran yang harus dibangun sehingga ini dapat dicegah."

"Negara-negara tersebut memiliki banyak prioritas kesehatan lainnya. Yang kami temukan adalah rabies pada anjing tidak mendapat perhatian selayaknya di tengah isu-isu kesehatan lainnya," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan, rabies pada anjing sebagai penyakit tropis yang terabaikan (neglected tropical disease). Taylor menginginkan rabies masuk ke dalam prioritas kesehatan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tahun ini.

Dengan banyaknya anjing tidak divaksinasi, banyak orang harus dirawat setelah digigit anjing. Mereka harus mendapat serangkaian suntikan untuk mencegah penyakit mematikan ini. (voaindonesia)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home