Loading...
EKONOMI
Penulis: Sotyati 13:36 WIB | Senin, 06 Juli 2015

Ramadhan Runway 2016, Genjot Promosi Busana Muslim

Ramadhan Runway 2016, Genjot Promosi Busana Muslim
Peragaan busana koleksi Sofie dalam pembukaan Ramadhan Runway 2016 di pusat perbelanjaan Kota Kasablanka. (Foto-foto: Sotyati)
Ramadhan Runway 2016, Genjot Promosi Busana Muslim
Busana muslim koleksi Deden Siswanto.
Ramadhan Runway 2016, Genjot Promosi Busana Muslim
Busana muslim koleksi brand Irna La Perle.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Impian menjadikan Indonesia pusat busana muslim Asia pada 2018 dan pusat busana muslim dunia pada 2020 bukanlah impian kosong. Salah satu upaya yang dilakukan pelaku usaha kreatif adalah menjadikan busana muslim diterima di pasar lokal terlebih dulu sebelum menyerbu pasar mancanegara, dengan terus mengangkat keberadaannya termasuk mempromosikannya melalui pusat-pusat perbelanjaan yang tersebar di kota-kota besar.

Upaya itu pula yang ditempuh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Bekerja sama dengan pusat perbelanjaan Kota Kasablanka dan didukung Sariayu Martha Tilaar, APPMI menggelar Ramadhan Runway 2016, yang dibuka Jumat (3/7) dan berlangsung hingga 2 Agustus mendatang.

Memasuki penyelenggaraan ketiga kalinya pada tahun ini, acara kali ini menghadirkan 75 desainer dan brand busana muslim dan berbagai pilihan busana Hari Raya. Selain peragaan busana koleksi terbaru, juga diadakan bazaar, bincang-bincang dengan topik seputar busana muslimah, pertunjukan musik, dan kompetisi.  “Dibandingkan tahun lalu, peserta yang terlibat dalam acara ini bertambah. Tahun lalu 60 peserta, brand dan desainer,” kata Taruna Kusmaryuda Kusmayadi, desainer yang juga penasihat APPMI.  

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Euis Saedah yang hadir pada acara pembukaan itu, menilai pelaku usaha kreatif busana muslim Indonesia semakin kreatif. Busana muslim sebagai produk ekonomi  kreatif, patut didorong promosi dan pemasarannya, mengingat produk fashion ini menyokong sepertiga dari keseluruhan pemasukan dari produk ekonomi kreatif.

“Pertumbuhan ekonomi tahun ini memang tidak sebagus dulu, tetapi kondisi seperti ini tidak membuat pengusaha fashion patah semangat. Upaya ini patut kita dukung dengan terus mencintai produk Indonesia. Bukan berarti tidak boleh membeli brand luar negeri, tetapi sisihkan untuk membeli produk lokal,” kata Euis.    

Promosi di Pusat Perbelanjaan

Geliat perkembangan industri busana muslim di Indonesia tak lepas dari peran pelaku sektor industri ini, yang konsisten mengeksplorasi kreativitas dalam menciptakan ragam gaya busana muslim guna memenuhi berbagai selera konsumen lokal maupun internasional. APPMI melalui siaran pers menyatakan perputaran tren busana muslim di Indonesia bergulir cepat. Kreativitas produsen busana muslim di Indonesia dalam membuat produk unggul dari segi desain itu diharapkan turut ditunjang dengan peningkatan kualitas.

Kebutuhan akan busana muslim di pasar lokal yang terus melonjak naik, menurut APPMI, belum tergarap optimal. Terutama pada saat bulan Ramadan, kebutuhan akan busana muslim meningkat signifikan. Di momentum Ramadan seperti inilah desainer dan brand busana muslim Indonesia punya kesempatan menyosialisasikan dan memasarkan produknya ke khalayak luas.  

Pusat perbelanjaan, contohnya, seperti dikemukakan Dirjen IKM Euis Saedah, sudah menjadi tempat rekreasi bagi keluarga. Dengan demikian dia berharap pusat perbelanjaan menjadi  ajang promosi  dari busana-busana produk ekonomi kreatif ini agar lebih dikenal lagi. Ia pun berharap acara seperti itu juga menjadi “tradisi” di bulan Ramadan di pusat perbelanjaan lain.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home