Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 13:39 WIB | Jumat, 29 Mei 2015

Ratusan Sopir Tiongkok Unjuk Rasa Protes Taksi Luar Kota

Ilustrasi: Sebuah taksi di kota Beijing, Tiongkok. (Foto: chinatravelcompass.com).

SHIJIAZHUANG, SATUHARAPAN.COM – Lebih dari 100 pengemudi taksi lokal di Shijiazhuang, Tiongkok melakukan unjuk rasa di salah satu kota yang terletak di bagian utara Tiongkok tersebut.

Menurut scmp.com, Jumat (29/5) para pengemudi melakukan unjuk rasa dengan mengepung sebuah kendaraan pribadi yang diduga merupakan “taksi gelap.” Para pengemudi taksi tersebut menggulingkan sebuah taksi gelap tersebut kira-kira pada pukul 1 dini hari di Pusat kota Shijiazhuang, ibu kota provinsi Hebei.

Para pengemudi melakukan unjuk rasa karena mereka tidak puas banyak pengemudi taksi dari luar Shijiazhuang yang merampas bisnis mereka selama bertahun-tahun.

Alasan unjuk rasa lainnya yakni para pengemudi taksi menyalahkan lemahnya manajemen taksi dan penegakan oleh otoritas transportasi perkotaan di Tiongkok.

Scmp.com menjelaskan saat ini tidak ada korban jatuh dan polisi masih menyelidiki kasus demonstrasi tersebut.

Pada Januari, banyak sopir taksi di beberapa kota seperti Changchun, Jinan, Chengdu dan Nanchang pindah dari pekerjaan mereka. Para pengemudi menyebut salah satu alasan meninggalkan wilayah tersebut karena di Tiongkok semakin banyak Uber dan juga taksi lokal.

Peristiwa Serupa 2008

Berbagai aksi unjuk rasa kerap terjadi di Tiongkok, dan Hong Kong. Pemerintah Kota Tiongkok pada 2008 kewalahan menghadapi aksi protes para supir taksi yang terjadi di Chongqing, Tiongkok. Menurut Xinhua.net kala itu terjadi aksi protes dalam gelombang besar yakni dengan memecahkan kaca mobil polisi dan taksi yang dilakukan para pengunjuk rasa yang sebagian besar merupakan supir taksi.

Aksi protes yang amat jarang terjadi di Tiongkok ini untuk menuntut tingginya biaya operasional, rendahnya argo, tingginya kompetisi dari taksi tanpa argo, kelangkaan ketiadaan bahan bakar, serta kemacetan lalu lintas.

”Alasan protes banyak. Awalnya sebenarnya karena antrean di SPBU yang terlalu panjang. Butuh satu sampai dua jam menunggu. Argo taksi juga tidak berubah dalam delapan tahun. Dibandingkan kota besar lain, 5 yuan (sekitar Rp 6.500) terlalu rendah,” kata Tang. (scmp.com/Xinhua.net).

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home