Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 15:04 WIB | Rabu, 08 Januari 2020

Respons Dua Perupa pada “Ruang Tamu”

Pemilik Miracle print Syahrizal Pahlevi (tengah) saat berbincang dengan pengunjung di tengah showcase karya “Ruang Tamu”, Sabtu (4/1). (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dua seniman-perupa Arif Hanung TS dan Lukman Edi Santoso baru saja menggelar showcase atas eksperimen bersama menggunakan karya seni dua matranya sebagai elemen ruang sekaligus karya seni rupa yang dipresentasikan di Miracle print, Jalan Suryodiningratan MJ II/853, Mantrijeron, Yogyakarta, 20 Desember 2019 – 4 Januari 2020.

Sebanyak 16 lukisan dalam goresan-sapuan abstrak karya Arif Hanung dan 9 lukisan realis-surealis karya Lukman Edi Santoso didisplay secara acak pada dinding Miracle print dengan memperhitungkan kapasitas dinding yang tersedia.

Menghadirkan kenangan dari sebuah ruangan, inilah yang melandasi kedua seniman-perupa menggelar showcase bertajuk “Ruang Tamu”. Berfungsi untuk menerima kunjungan tamu, ruang tamu bisa diandalkan dalam berbagai situasi. Ruang tamu bisa menjadi penanda sekaligus representasi seseorang/pemilik rumah dalam hal hobi, profesi, strata, bahkan keyakinan.

Di tengah ruang pamer kedua seniman-perupa menempatkan dua buah kursi kuno model kanjengan-rotan berikut meja bundarnya. Kedua kursi bisa diduduki pengunjung sambil menyaksikan karya yang terpajang sembari ngobrol santai.

“Merespons ruang (pameran), ini yang coba mereka tawarkan kepada publik seni rupa. Selain presentasi karya di dinding, penataan properti menggunakan pendekatan kaidah desain ruang menjadi sebuah kesatuan karya desain,” jelas pemilik Miracle print Syahrizal Pahlevi saat ditemui satuharapan.com, Sabtu (4/1) siang.

Dengan demikian karya seni kedua seniman-perupa menjadi properti/elemen desain ruang sekaligus karya seni rupa yang berdiri sendiri.

Arif Hanung dan Lukman Edi Santoso keduanya merupakan seniman yang pernah mengikuti residensi di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja pada tahun 2015 dalam program Seniman Pasca Trampil (SPT).

Dalam karya lukisan satire-nya Lukman Edi kerap menyampaikan pesan dengan mendekonstuksi karya seniman lain. Pada karya berjudul The Last Super yang akan mengingatkan pada karya masterpiece Da Vinci berjudul “The Last Supper”, Lukman Edi menambahkan karakter super hero Batman yang sedang kelaparan di depan perjamuan terakhir sambil berujar “Ngeleh Cah”. Super hero yang lapar?

Pada dua lukisan cat air di atas kertas berjudul Safety First dan Safe or Win, Lukman Edi menggambar sosok petinju lengkap dengan gloves (sarung tinju). Pada kedua lukisan tersebut Lukman Edi melengkapi petinju tersebut dengan helm full-face. Silakan Anda berimajinasi dengan kedua lukisan cat air tersebut.

Karya-karya Lukman Edi lainnya At least not Today, Don’t Look Back in Anger, I got Speed in My Brain, Slowly Fade Away, Highway Star, We will Rock You, didisplay secara acak berdampingan 16 lukisan abstrak Arif Hanung dengan mempertimbangkan kapasitas dinding dan estetika ruang. Perpaduan display karya yang menarik: lukisan realis-surealis berdampingan dengan goresan-garis abstrak dalam pola pemajangan yang acak namun tersusun secara rapi.

Tanpa adanya caption karya akan memberikan keleluasaan pengunjung untuk membaca karya secara sebelah menyebelah tanpa disibukkan dengan judul karya yang justru kerap menjebak pikiran pengunjung.

Ini sekaligus menjadi tawaran lain bagi penikmat seni ataupun kolektor sekiranya berminat mengkoleksi tentang bagaimana pemajangan karya koleksinya di dinding-dinding ruang-rumahnya.

Menghadirkan karya seni sebagai kesatuan desain sebuah ruangan maupun rumah yang masih berpenghuni dengan segala aktivitas hariannya tanpa mengganggu atau menghilangkan fungsi dan desain ruang-ruang sebelahnya menjadi tawaran menarik dari show case “Ruang Tamu”. Setidaknya selama pameran berlangsung, ruang studio Miracle print maupun stock room-nya masih tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya di tengah-tengah obrolan pengunjung memperbincangkan karya yang tersaji.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home