Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:25 WIB | Kamis, 15 November 2018

RI Ajak AS Perkuat Perdagangan Inklusif

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Wapres AS Mike Pence di Suntec Convention Centre, Singapura, Rabu (14/11). (Foto: BPMI/Setkab)

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Hubungan kerja sama antara ASEAN dan Amerika Serikat yang telah terjalin selama ini sangatlah produktif bagi kedua pihak. Nilai perdagangan dan investasi keduanya juga meningkat dari tahun ke tahun.

Saat memberikan pernyataan pada KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, Kamis (15/11), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa kerja sama ASEAN dan Amerika Serikat selama ini lebih dari sekadar perhitungan surplus dan defisit perdagangan.

“Kerja sama ASEAN-AS bukanlah zero sum game, tapi saling menguntungkan, win-win. Nilai kerja sama ekonomi kita lebih dari sekadar surplus dan defisit perdagangan,” ucapnya.

Selama satu dekade terakhir, ekspor barang dan jasa Amerika Serikat ke ASEAN meningkat kurang lebih 81 persen. Aktivitas perdagangan itu telah menciptakan lebih dari 550.000 lapangan pekerjaan di Amerika Serikat dan lebih dari 3.000 perusahaan Amerika Serikat beroperasi di negara-negara ASEAN.

“Sebaliknya, investasi ASEAN di Amerika Serikat juga meningkat 1.000 persen. Dari USD2,3 miliar di tahun 2004 menjadi lebih dari USD26 miliar di tahun 2015,” ungkap Presiden.

Presiden Jokowi menerangkan bahwa ekonomi ASEAN diperkirakan akan tumbuh sebanyak 5 persen tiap tahunnya. Dengan itu, ASEAN akan menjadi ekonomi terbesar keempat dunia di tahun 2050 setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Melihat hal itu, Presiden Jokowi mengajak Amerika Serikat untuk memperkuat kerja sama ekonominya dengan negara-negara ASEAN sebagaimana yang telah terjalin baik selama ini.

“Untuk itu, marilah kita perkuat sistem perdagangan yang telah kita bangun bersama yang bebas, adil, dan inklusif,” ujarnya.

Menurutnya, masing-masing pihak tidak dapat berpaling dari pendekatan dan kerja sama ini. Hubungan dan kerja sama yang telah berjalan terbukti membawa kemajuan bagi seluruh pihak rakyat ASEAN dan Amerika Serikat, serta masyarakat dunia.

AS-RI Kerja Sama Tiga Bidang

Di sela-sela pelaksanaan KTT ke-33 ASEAN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence. Pertemuan berlangsung di Suntec Convention Centre, Singapura, Rabu (14/11).

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Amerika membahas kerja sama dalam tiga bidang. Pertama, kerja sama dalam membangun masyarakat yang majemuk.

“Pertama adalah pentingnya kita bekerja sama di dalam membangun masyarakat yang majemuk. Dan saya kira pesan ini disampaikan Presiden pada beberapa kesempatan yang berbeda,” kata Retno Marsudi seusai pertemuan.

Hal kedua yang dibicarakan Presiden Jokowi dan Wapres Mike Pence adalah kerja sama ekonomi. Presiden menekankan bahwa di bidang perdagangan, Indonesia dan Amerika Serikat tidak saling berkompetisi dan bisa saling melengkapi. Oleh karena itu, hubungan perdagangan kedua negara diyakini Presiden akan saling menguntungkan.

“Dalam konteks ini, Presiden mengharapkan agar Amerika masih dapat terus memberikan fasilitas GSP (Generalized System of Preference) bagi Indonesia karena fasilitas GSP ini sangat bermanfaat bukan hanya bagi Indonesia tapi juga untuk Amerika. Presiden menekankan bahwa kalau kita memakai pendekatan zero sum, maka justru akan membuat situasi yang lebih buruk,” sambung Retno.

Selanjutnya Presiden menyampaikan kerja sama untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan, antara lain adalah kolaborasi untuk pengembangan Indo Pasifik. Terkait hal ini, Presiden menyampaikan beberapa prinsip dan mengatakan bahwa Indonesia akan menyampaikan konsep Indo Pasifik di pertemuan East Asia Summit (EAS).

“Kita juga sudah bicara dengan AS dan dari konsep yang ada, saya kira kita bisa sinergikan kerja sama atau konsep kita,” ujar Retno.

Selain membahas kerja sama di tiga bidang tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan harapannya agar pihak Amerika Serikat memberikan dukungan untuk AHA Centre, terutama terkait persoalan Rakhine State. AHA Centre adalah pusat koordinasi dan informasi penanganan bencana di kawasan ASEAN.

Pada kesempatan ini Presiden didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Setkab)

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home