Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:49 WIB | Rabu, 22 Februari 2017

RI-Australia Masuki Putaran ke-6 Perundingan IA-CEPA

Ketua Kelompok Perunding IACEPA Indonesia, Deddy Saleh didampingi oleh Direktur Perundingan Bilateral Kemendag, Perwakilan KBRI Canberra, dan ITPC Sydney melakukan pertemuan dengan Ketua Kelompok Perunding IACEPA Australia Ms. Frances Lisson dan didampingi oleh beberapa pejabat DFAT terkait. Pertemuan dilaksanakan di Kantor Department of Foreign Affairs and Trade, Canberra, Australia, hari Selasa (8/3/2016). (Foto: kemendag.go.id)

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Putaran ke-6 Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) mulai dilaksanakan di Canberra, Australia, pada 20-24 Februari 2017.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deddy Saleh, sementara Delegasi Australia dipimpin oleh Trudy Witbreuk.

Ketua Kelompok Perunding IACEPA untuk Indonesia, Deddy Saleh mengatakan, dengan dihadiri perwakilan seluruh instansi terkait dari kedua negara, pada perundingan ini akan diupayakan bentuk kerja sama ekonomi yang lebih modern dan komprehensif.

Kedua negara juga berharap dapat menyelesaikan perundingan pada akhir 2017 sebagaimana telah disepakati kedua negara saat reaktivasi perundingan IA-CEPA pada Maret 2016.

“Tahun lalu kedua Menteri Perdagangan bertemu dan sepakat bahwa IA-CEPA merupakan bentuk kerja sama ekonomi yang komprehensif dan modern yang sifatnya bukan traditional free trade agreement (FTA), mengingat hubungan strategis kedua negara selama ini,” kata Deddy Saleh.

Perundingan putaran ke-6 ini merupakan kelanjutan dari perundingan putaran ke-5 yang telah dilaksanakan pada 30 Oktober-4 November 2016 di Bandung.

Isu-isu utama IA-CEPA yang dibahas pada putaran ke-6 kali ini antara lain adalah Trade in Goods (termasuk Rules of Origin, Customs Procedure and Trade Facilitation, Technical Barriers to Trade, Sanitary and Phytosanitary), Trade in Services (termasuk Financial Services, Movement of Natural Persons, Professional Services, Telecommunication), Investment, E-Commerce, Competition Policy, dan Institutional and Framework Provisions.

Kedua negara juga sepakat melaksanakan pertemuan dengan anggota Indonesia-Australia Business Partnership Group (IA-BPG) guna memberikan perkembangan terkini IA-CEPA dan meminta masukan dari sektor bisnis kedua negara.

Early Outcomes

Salah satu ciri dari IA-CEPA yang tidak dimiliki dalam perjanjian perdagangan lainnya adalah “Early Outcomes”. Early outcomes merupakan perjanjian yang disusun bersama yakni berisi kerja sama ekonomi yang hasilnya bisa dilihat dan diimplementasikan langsung tanpa harus menunggu selesainya perundingan lain di perjanjian ini.

Terdapat sembilan early outcomes yang dibahas, yaitu skills exchange development pilot project, red meat and cattle, financial services, IA-BPG recommendation, vocational education and vocational training, fashion and jewellery design, food innovation centre, drug and food standard, herbal/spa/aroma therapy, dan standard mapping projects.

“Saat ini pembahasan early outcomes cukup maju dan kedua delegasi berharap dapat menyelesaikannya segera. Beberapa Early Outcomes yang hampir selesai misalnya yaitu pertukaran pekerja profesional, dan pusat inovasi makanan. Bahkan, kemitraan daging dan ternak sudah mulai berjalan,” kata Deddy Saleh.

Pada perundingan ke-6 ini, diharapkan kedua negara akan memperoleh kemajuan yang signifikan, sehingga dapat membawa perundingan ini satu langkah lebih dekat menuju penyelesaian.

“Setelah perundingan ke-6 ini selesai, kedua Kepala Negara akan bertemu dan diharapkan hasilnya akan memberikan sinyal yang baik di mana hasil IA-CEPA bisa merefleksikan kepentingan kedua negara dan saling menguntungkan,” tegas Deddy Saleh. (PR)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home