Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 21:42 WIB | Minggu, 01 Mei 2016

Ribuan Warga Desa Adat Sukawati Tolak Reklamasi Teluk Benoa

Ribuan Warga Desa Adat Sukawati Tolak Reklamasi Teluk Benoa
Ribuan warga Desa Adat Sukawati turun ke jalan menggelar aksi menolak reklamasi Teluk Benoa di Pantai Pura Er Jeruk, Sukawati, Gianyar, Bali dengan membawa sejumlah atribut berupa spanduk dan poster, Minggu (1/5). Selain dari Desa Adat Sukawati, aksi juga diikuti oleh masyarakat adat dari Badung, Denpasar, Klungkung, dan Karangasem sebagai bagian dari solidaritas bersama menolak reklamasi Teluk Benoa. (Foto-foto: Desa Adat Sukawati, Bali).
Ribuan Warga Desa Adat Sukawati Tolak Reklamasi Teluk Benoa
Warga Desa Adat Sukawati saat menggelar aksi menolak reklamasi Teluk Benoa yang hari ini dideklarasikan menambah jumlah daftar desa adat lainnya yang sampai sekarang berjumlah 33 Desa Adat.
Ribuan Warga Desa Adat Sukawati Tolak Reklamasi Teluk Benoa
Atribut berupa spanduk bertuliskan penolakan reklamasi Teluk Benoa yang dibawa oleh warga Desa Adat Sukawati, Bali dalam aksinya yang digelar hari ini.
Ribuan Warga Desa Adat Sukawati Tolak Reklamasi Teluk Benoa
Ribuan masyarakat Desa Adat Sukawati saat menggelar aksi menolak reklamasi Teluk Benoa yang menuntut Presiden Joko Widodo untuk mencabut Perpres Nomor 51 Tahun 2014.

BALI, SATUHARAPAN.COM – Ribuan masyarakat Desa Adat Sukawati turun ke jalan dengan menggelar aksi menolak reklamasi Teluk Benoa, hari Minggu (1/5). Aksi yang digelar di Pantai Pura Er Jeruk, Sukawati, Gianyar, Bali tersebut juga diikuti masyarakat adat dari Badung, Denpasar, Klungkung, dan Karangasem sebagai bagian dari solidaritas bersama.

"Sikap kami tegas, menolak rencana reklamasi Teluk Benoa oleh investor rakus yang mau merusak tanah Bali," kata  Bendesa Adat Sukawati I Nyoman Pudja.

Dia menambahkan, sikap penolakan yang dideklarasikan ini berdasarkan Paruman Desa Adat Sukawati pada tanggal 11 April lalu. "Jadi kami sudah menjadi korban dari dampak reklamasi, dimana tanah Duwe Bankar Klumpang sudah tergerus oleh abrasi sekitar 200 meter persegi. Ini sangat mengkhawatirkan bagi kami, sehingga kami tidak mau terulang lagi," kata dia.

Selain abrasi yang mengancam pantai Sukawati, seperti di Pantai Purnama dan sekitarnya, kawasan suci di Teluk Benoa juga menjadi pertimbangan masyarakat adat untuk menolak rencana pengurugan laut oleh PT. TWBI yang direstui Gubernur Bali tersebut.

Forum Rakyat Bali (ForBali) yang secara konsisten menolak rencana reklamasi Teluk Benoa dari empat tahun lalu, melalui Wayan Gendo Suardana selaku Koordinator menyebutkan dengan dideklarasikannya Desa Adat Sukawati ini menambah barisan Desa Adat di Bali yang menyatakan sikap penolakan.

"Sampai saat ini sudah ada 33 Desa Adat yang sudah mendeklarasikan diri, artinya kekuatan adat yang besar ini tentu tidak menginginkan rencana tersebut," kata Wayan Gendo Suardana. Gendo mengajak rakyat Bali untuk terus berjuang dengan semangat sampai rencana reklamasi di Teluk Benoa di hentikan.

"Sekali lagi saya tekankan, rakyat Bali tidak akan pernah mundur, sebelum Jokowi membatalkan Perturan Presiden (Perpres) Nomor 51 Tahun 2014  dan menghentikan segala upaya untuk memuluskan rencana tersebut," tegasnya.

Selain Desa Adat Sukawati yang mendeklarasikan diri, puluhan pemuda di Mambal, Badung juga mendirikan baliho tolak reklamasi. Mereka di antaranya anak muda dari perwakilan berbagai Banjar, yakni Banjar Gumasih, Banjar Mambal Kajanan, Banjar Undagi dan Banjar Trijata. (PR)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home