Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:15 WIB | Selasa, 12 Desember 2017

Robot Bantu Peneliti Temukan Karang Jamur Bawah Laut

Ilustrasi. Para peneliti menemukan karang jamur bawah laut dengan menggunakan robot penyelam. (Foto: .australiaplus.com/CSIRO)

AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM – Para peneliti telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai komunitas spesies karang jamur bawah laut terbesar, dengan menggunakan robot bawah laut.

Penemuan itu terjadi di Taman Laut Ningaloo di lepas pantai Australia Barat.

Doktor Russ Babcock dari lembaga penelitian the Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), mengatakan meski karang jamur itu dilaporkan tumbuh di sejumlah area lain termasuk Great Barrier Reef, kumpulan karang jamur di Ningaloo itu tampaknya merupakan komunitas terbesar dari spesiesnya.

"Panjangnya lebih dari 2,5 km dan lebarnya 100 meter, dan kami memperkirakan ada sebanyak 12 juta karang kecil ini yang hidup berdampingan di jajaran terumbu," katanya, seperti dilansir situs australiaplus.com.

Karang itu tumbuh sekitar 40 meter di bawah permukaan laut dan hidup tak menempel, mengkonsumsi sinar matahari dan plankton.

Meski tak semenarik karang yang biasa ditemukan di Terumbu Ningaloo, spesies ini memainkan peran penting dalam keberlangsungan hidup seluruh sistem.

"Mereka begitu penting untuk memproduksi makanan dam ekosistem yang bisa membuat hewan lain hidup dan untuk menstabilkan dasar laut," kata Dr Babcock.

"Mereka mungkin sedikit terseret atau terbalik tapi mereka bisa membalikkan tubuh mereka sendiri dengan menggelembung seperti balon dan melanjutkan kehidupan seperti biasa."

Robot Hasilkan Penemuan

Penemuan itu terjadi berkat sebuah robot bernama Starbug.

Para ilmuwan mengatakan, robot itu turun ke kedalaman yang dianggap sulit bagi para penyelam di mana ia mengumpulkan data dan gambar.

"Sebelumnya, kami tak punya gambar yang sangat bagus, dan kini kami punya beberapa gambar hebat yang memberi tahu kami secara tepat apa titik kecokelatan ini," kata Dr Babcock.

Staf teknis senior CSIRO, Karl Forcey, mengatakan, robot senilai 125.000 dolar (atau setara Rp 1,25 miliar) ini telah mentransformasi penelitian bawah laut.

"Ini sangat menarik, Starbug benar-benar canggih," katanya.

Ia mengatakan, robot itu bisa menjangkau kedalaman maksimal 100 meter.

"Robot akan menyelam di bawah air ke kedalaman yang Anda inginkan, akan mengambil foto yang Anda perintahkan dan melakukannya sendiri, jadi kami tak harus menerjunkan penyelam ke dalam air," katanya.

Awalnya robot Starbug adalah prototipe, dan kini bekerja di luar perkiraan. Dua robot lain tengah dikembangkan di CSIRO.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home