Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:17 WIB | Selasa, 26 Agustus 2014

Rokok Elektronik Picu Pemuda Jadi Pecandu Rokok

E-rokok menjadi semakin populer di antara perokok, konsumen merokok rokok elektronik di mal pada 30 Juni 2013 di Manila, Filipina (Foto: time.com).

AMERIKA SERIKA, SATUHARAPAN.COM – Lebih dari seperempat juta pemuda yang tidak pernah mengisap rokok konvensional, telah menjadi pengisap rokok elektronik (e-rokok), menurut sebuah studi Centre for Disease Control and Prevention (CDC) yang diterbitkan dalam jurnal Nicotine and Tobacco Research tahun 2013. Jumlah ini mencerminkan peningkatan tiga kali lipat, dari sekitar 79.000 pada tahun 2011, menjadi lebih dari 263.000 pada tahun 2013.

Data yang berasal dari 2011, 2012, dan 2013 survei National Youth Tobacco, siswa SMP dan SMA, menunjukkan jumlah pemuda yang tidak pernah mengisap rokok konvensional, tetapi mengisap e-rokok, hampir sama atau mungkin dua kali berniat untuk menghisap rokok konvensional, dibandingkan pemuda yang belum pernah menggunakan e-rokok.

Di antara pemuda yang pernah mengisap e-rokok 43,9 persen mereka bermaksud untuk merokok konvensional dalam tahun depan, dibandingkan dengan 21,5 persen dari mereka yang tidak pernah mengisap e-rokok.

"Kami sangat prihatin tentang penggunaan nikotin di kalangan pemuda kita, terlepas dari apakah itu berasal dari rokok konvensional, e-rokok atau produk tembakau lainnya. Tidak hanya nikotin sangat adiktif, dapat membahayakan perkembangan otak remaja. " Kata Tim McAfee, MD, MPH, Direktur Kantor CDC Merokok dan Kesehatan.

Ada bukti, bahwa efek samping nikotin pada perkembangan otak remaja dapat mengakibatkan berkurangnya fungsi kognitif. Nikotin sangat adiktif. Sekitar tiga dari setiap empat perokok remaja menjadi perokok dewasa, bahkan jika mereka berniat untuk berhenti merokok baru dalam beberapa tahun ke depan.

"Meningkatnya jumlah anak muda yang mengisap e-rokok harus menjadi perhatian bagi orang tua dan komunitas kesehatan masyarakat, terutama karena pengguna pemuda e-rokok hampir dua kali lebih mungkin, untuk mengisap rokok konvensional dibandingkan dengan pemuda yang tidak pernah mencoba e-rokok. "kata Rebecca Bunnell, Sc.D., M.Ed., Direktur Associate Science di Kantor CDC, penulis utama studi tersebut.

Analisis juga melihat hubungan antara iklan tembakau dan merokok, di kalangan siswa menengah dan sekolah tinggi. Siswa ditanya apakah mereka telah melihat iklan rokok di internet, majalah dan koran, di toko-toko ritel, dan dalam program-program televisi dan film. Penelitian ini menemukan bahwa, siswa yang melihat iklan rokok, memiliki niat lebih tinggi untuk mengisap rokok, dibandingkan mereka yang tidak melihat iklan tersebut.

Para peneliti juga menemukan bahwa, iklan sebagai sumber utama, dimana siswa sebagai sasaran iklan tersebut. Hal ini menjadi penyebab semakin besar niat siswa untuk merokok. Dari 13 persen siswa yang tidak melihat iklan, tidak memiliki niat untuk merokok, dibandingkan dengan 20,4 persen di antara mereka yang melihat satu sampai dua iklan, dan 25,6 persen di antara mereka yang melihat 3-4 dari iklan tersebut, memiliki niat merokok.

Lebih dari 50 tahun sejak Laporan Surgeon General, yang menghubungkan merokok dengan kanker paru-paru, merokok tetap menjadi penyebab utama kematian dan penyakit di Amerika Serikat. Merokok membunuh hampir setengah juta orang Amerika setiap tahun. Lebih dari 16 juta orang Amerika hidup dengan penyakit yang berhubungan dengan merokok. Penyakit ini menghabiskan biaya US $ 132 miliar per tahun, dan biasanya untuk perawatan kesehatan, biaya tersebut didukung dari pembayaran pajak.

Setiap hari, lebih dari 3.200 pemuda Amerika mengisap rokok pertama mereka. The Surgeon General menyimpulkan bahwa dari 5,6 juta anak-anak Amerika yang hidup saat ini, sekitar satu dari setiap 13 akan mati sebelum waktunya, akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok. (cdc.gov)

Artikel terkait penggunaan rokok elektronik, dapat Anda baca di:

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home