Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:15 WIB | Selasa, 01 Desember 2015

RSD Soebandi Jember Tangani 2.700 ODHA

Ilustrasi pemeriksaan hiv/aids (Foto Antaranews/Zumrotun Solicha)

JEMBER, SATUHARAPAN.COM – Rumah Sakit Daerah dr Soebandi Jember, Jawa Timur, menangani sebanyak 2.700 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) hingga November 2015, baik pasien dalam kondisi stadium satu maupun stadium lanjut.

"Sebanyak 2.700 pasien positif HIV/AIDS itu tidak hanya berasal dari Jember, namun kabupaten tetangga seperti Lumajang, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi karena RSD Soebandi merupakan rumah sakit rujukan," kata Koordinator Klinik VCT RSD dr Soebandi Jember, dr Justina Evy Tyaswati, Selasa (1/12), di Jember.

Ia mengatakan jumlah penderita HIV/AIDS yang ditangani RSD dr Soebandi meningkat setiap tahun, dan sebagian besar sudah stadium tiga, yang merupakan rujukan dari puskesmas setempat dan rumah sakit di kabupaten lain.

"Setiap bulan jumlah ODHA baru yang ditangani di RSD Soebandi berkisar 15-25 pasien, bahkan hampir setiap bulan ada ODHA yang hamil yang mendapat penanganan dari rumah sakit," katanya.

Selain itu, jumlah kunjungan pasien berisiko tinggi ke klinik VCT RSD Soebandi juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan berkisar 40-60 pasien per hari, dari sebelumya 10-15 pasien per hari.

"Bahkan Klinik VCT pernah mendapat kunjungan 60 pasien dalam sehari, sehingga petugas sempat kewalahan, namun mereka semuanya bisa terlayani dengan baik," katanya.

Justina menjelaskan, sebagian besar penderita HIV/AIDS tertular karena melakukan hubungan seks bebas dan perilaku seks menyimpang, namun beberapa bulan terakhir tidak ditemukan pasien positif AIDS dari pengguna narkoba jarum suntik.

"ODHA yang ditangani RSD Soebandi masih didominasi oleh ibu rumah tangga,  yang tertular dari suaminya yang suka berperilaku seks bebas, namun jumlah waria atau penyuka sesama jenis yang positif HIV/AIDS juga cukup banyak," katanya.

Ia menjelaskan, sebagian besar penderita adalah usia produktif dengan usia 20-45 tahun, kemudian peringkat kedua adalah kalangan pelajar dan mahasiswa dengan usia 18-24 tahun, dengan penularan terbanyak karena perilaku seks bebas atau bergonta-ganti pasangan (heteroseksual).

"Kami juga merawat 5-10 balita yang positif HIV/AIDS, sehingga mereka mendapat penanganan secara serius, agar kondisinya tidak semakin menurun dan menyebabkan kematian," kata  psikiater RSD dr Soebandi Jember itu.

Sementara data di Dinas Kesehatan Jember tercatat sebanyak 2.184 ODHA yang berasal dari Jember yang masih didominasi oleh ibu rumah tangga dan usia produktif 20-40 tahun. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home