Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:28 WIB | Senin, 29 Juni 2020

Rudal Meledak Dekat Konvoi Mantan PM Lebanon, Saad Hariri

Mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri (tengah), memperoleh dukungan mayoritas parlemen Lebanon, melambai kepada pendukungnya setelah ia dipilih di tempat pemungutan suara selama pemilihan kota di Beirut, Lebanon (Foto: dok. AP)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Sebuah peluru kendali meledak di dekat konvoi kendaraan mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, ketika ia mengunjungi daerah pegunungan di Lembah Bekaa timur, menurut laporan stasiun TV milik Arab Saudi, hari Minggu (28/6).

Kantor Hariri dalam sebuah pernyataan mengatakan sebagian besar laporan yang disiarkan stasiun TV Al-Hadath adalah "secara umum benar." Ledakan itu terjadi pada 17 Juni.

Hariri kembali dari kunjungan ke ulama Sunni terkemuka di lembah Bekaa, berhari-hari setelah ketegangan sektarian dan bentrokan di Beirut yang dipicu oleh krisis ekonomi dan keuangan Lebanon yang terus berlangsung, yang terburuk dalam beberapa dekade.

Hariri, yang juga seorang Muslim Sunni, telah mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada akhir Oktober setelah protes nasional terhadap elite penguasa negara itu, di mana para demonstran menyalahkan mereka selama beberapa dekade dengan korupsi dan salah urus negara.

TV Al-Hadath melaporkan bahwa ledakan itu terjadi ketika konvoi Hariri dengan sekitar 30 kendaraan kembali ke Beirut setelah pertemuan dengan syekh Khalil Al-Mais di desa Makseh di wilayah timur.

Laporan itu mengatakan pasukan keamanan mencari di daerah itu dan menemukan sisa-sisa rudal. Ia menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan apakah rudal itu ditembakkan dari drone atau dari tanah, serta untuk menentukan jenis rudal.

Tiga pejabat keamanan dan militer Lebanon tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang insiden tersebut.

Kantor Hariri mengatakan, mantan perdana menteri mendapat informasi dari dinas keamanan mengenai ledakan di daerah itu pada hari yang sama. Tetapi karena “konvoi itu terkena serangan, dan untuk mencegah eksploitasi sehubungan dengan ketegangan yang ada,'' Hariri memutuskan untuk tetap diam tentang insiden itu dan menunggu penyelidikan berakhir.

Hariri biasanya bergerak di sekitar Lebanon di tengah langkah-langkah keamanan yang ketat. Ayahnya, mantan Perdana Menteri Lebanon, Rafik Hariri, dibunuh pada 14 Februari 2005 dalam sebuah bom truk besar-besaran di jalan tepi pantai di Beirut yang menewaskan 21 lainnya.

Pengadilan yang didukung Amerika Serikat telah mendakwa anggota kelompok Hizbullah Lebanon berada di belakang pembunuhan Rafik Hariri. Hizbullah menyangkal tuduhan itu. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home