Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 09:47 WIB | Selasa, 03 Juli 2018

Rumah Pohon Makin Populer

Ilustrasi. Rumah pohon. (Foto: plusaquitectura.info)

AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Rumah pohon dulu hanya dikenal sebagai rumah mainan tempat anak-anak menghabiskan waktu bersama saudara atau teman-temannya. Kini rumah pohon semakin populer di kalangan orang dewasa. Rumah pohon bukan lagi sebagai tempat bermain, tetapi tempat tinggal yang sesungguhnya, lengkap dengan dapur, kamar tidur, serta kamar mandi dan toiletnya.

Di Amerika, popularitas rumah pohon juga meningkat. Bahkan, beberapa hotel – termasuk kelas bed and breakfast -- dibangun di atas pohon. Di Amerika juga ada program televisi populer di jaringan Animal Planet yang berjudul “Treehouse Masters”.

Dustin Feider, pendiri O2 Treehouse, perusahaan Amerika yang membantu merancang rumah-rumah pohon di berbagai penjuru dunia, mengatakan, rumah pohon semakin diminati karena munculnya permintaan yang tinggi akan tempat tinggal yang ramah lingkungan dan menyatu dengan alam.

Feider sendiri mengatakan, seperti dia, banyak juga kliennya yang jatuh cinta pada rumah pohon karena keterpaparan pada kehidupan alam bebas sejak kecil.

“Saya pergi ke hutan dan suka menaiki pepohonan sejak masih kecil. Memiliki rumah pohon seperti mengenang masa kecil saya. Persis seperti banyak klien saya,” kata Feider.

Namun, Anda keliru bila menduga rumah pohon tidak memiliki fasilitas senyaman rumah biasa.

“Rumah saya dilengkapi sofa dan toilet modern yang bisa mengurai kotoran manusia,” kata Nina Sanderson, pemilik rumah pohon di kawasan Teluk San Francisco.

Tidak sedikit rumah pohon dibangun di kawasan perumahan biasa, atau sekadar perluasan dari rumah yang sudah ada. Billy Haddad mengatakan, rumah pohon di halaman belakang rumahnya sengaja dibangun sebagai ruang tempat tamu menginap.

“Harga lahan di sini luar biasa mahal. Jadi saya punya gagasan mengapa tidak membangun kamar tamu di atas pohon,” kata Hadad.

Banyak pemilik rumah pohon mengatakan, memiliki rumah yang menyatu dengan alam menyadarkan mereka akan pentingnya menjaga lingkungan, termasuk memelihara kebersihan dan menghemat energi.

“Saya secara pribadi merasa lebih memiliki hubungan lebih erat dengan alam sejak tinggal di rumah pohon,” ujar Sanderson.

Membangun rumah pohon tidaklah murah. Menurut Dustin Feider, biaya membangun rumah pohon hampir sama dengan membangun rumah biasa di atas tanah. Tingginya biaya itu lebih dikarenakan desain rumah pohon yang biasanya unik dan rumit. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home