Loading...
FOTO
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 23:37 WIB | Kamis, 18 Oktober 2018

Saat Rendra Bermakmum pada Bagong Kussudiardja

Pameran Arsip Ruang Waktu Bagong Kussudiardja, Forum dan Gelar Seni Gugus Bagong meriahkan Temu Akbar Alumni Cantrik-Mentrik PSBK
Saat Rendra Bermakmum pada Bagong Kussudiardja
Foto dokumentasi-arsip saat Bagong Kussudiardja beradu peran dengan WS Rendra pada sebuah adegan film "Al-Kautsar" yang dipamerkan dalam pameran arsip "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja", di Ruang Seni Rupa - PSBK, 29 September - 3 November 2018. (Foto-foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
Saat Rendra Bermakmum pada Bagong Kussudiardja
Penampilan PLTBK dengan tarian "Gema Nusantara" karya Bagong Kussudiardja pada pembukaan Forum dan Temu Akbar Cantrik-Mentrik Nusantara dan Asia, Kamis (18/10).
Saat Rendra Bermakmum pada Bagong Kussudiardja
Kepala BEKRAF Triawan Munaf (baju hitam) didampingi Butet Kertaredjasa sedang menerima penjelasan lini masa perjalanan berkesenian Bagong Kussudiardja dari kurator pameran Suwarno Wisetrotomo (bertopi) pada pembukaan ulang tahun 90/60/40 Bagong Kussudiardja, Kamis (18/10) sore.
Saat Rendra Bermakmum pada Bagong Kussudiardja
Beberapa arsip-dokumentasi foto perjalanan BK.
Saat Rendra Bermakmum pada Bagong Kussudiardja
Arsip-dokumentasi poster/media publikasi pementasan karya BK.
Saat Rendra Bermakmum pada Bagong Kussudiardja
Rontek (round tag) repro foto-karya seni rupa BK.
Saat Rendra Bermakmum pada Bagong Kussudiardja
Repro arsip-dokumentasi kliping berita dan catatan proses karya BK.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Puncak perayaan tiga momentum penting yakni ulang tahun empat puluh tahun Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), enam puluh tahun Pusat Ltihan Tari Bagong Kussudiarja (PLT-BK), serta sembilan puluh tahun Bagong Kussudiardja secara resmi dibuka oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf mewakili Presiden RI, Kamis (18/10) sore.

Acara pembukaan diawali dengan pementasan repertoar koreografi karya Bagong Kussudiardja berjudul "Gema Nusantara" oleh PLT-BK yang merangkai berbagai tari dari Aceh hingga Papua dengan iringan musik masing-masing daerah yang dimainkan oleh kelompok musik Kua Etnika pimpinan Djaduk Ferianto.

Sebelumnya, berbagai benda arsip-dokumentasi berupa repro foto-arsip berita (kliping), poster-materi publikasi, repro karya, buku panduan, karya sketsa, serta arsip videografi dipamerkan di Ruang Seni Rupa Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK). Pameran bertajuk "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" dibuka pada Sabtu (29/9) malam oleh Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Restu Gunawan.

Seluruh materi pameran adalah arsip-dokumentasi yang dibuat dan didokumentasikan sendiri oleh mendiang seniman-perupa-penari Bagong Kussudiardja (BK) semasa hidupnya berisi tentang berita di media massa, foto perjalanan, foto-foto pementasan, materi publikasi, buku-buku tutorial, beberapa karya seni rupa dua dimensi berikut repro-nya, serta catatan-catatan yang dibuat BK dalam proses membuat karya seni.

Pameran arsip "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" di ruang seni rupa PSBK yang berada di gedung Damarwulan terbagi di dua lantai dengan konten yang berbeda. Di lantai satu dipajang arsip-arsip foto/kliping berita, poster/media publikasi dalam lini masa (timeline) sejak tahun 1946. Tercatat arsip berita dalam media cetak tentang aktivitas BK dimuat dalam Aneka edisi 15 tahun XI bertanggal 20 Juli 1960 yang memberitakan kiprah BK sejak tahun 1953 pada Festival Pemuda dan Peladjar se-Dunia di Bukarest (Rumania) dilanjutkan dengan misi kebudayaan ke RRC membawakan tari Kuda-Kuda yang diciptakan BK bersama Kuswadji.

Tahun 1957 BK mendapat kesempatan belajar di Connecticut College school of Dance, dan Studio Martha Graham. Dua program residensi yang diikuti BK mempengaruhi komposisi karya-karya selanjutnya. Dan kepulangannya dari program residensi diikuti dengan membuat Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja (PLT-BK) pada tahun 1958 menjadi tonggak penting perkembangan tari klasik, modern, dan kontemporer di Yogyakarta dan Indonesia di kemudian hari.

Hingga pertengahan tahun 1970-an, berita di media cetak Indonesia masih menggunakan citraan dalam warna hitam-putih. Arsip berita yang dikumpulkan BK hingga rentang waktu tersebut masih hitam-putih begitupun dengan foto dokumentasi aktivitas, kecuali poster/materi publikasi yang sudah dalam warna. Meskipun dalam resolusi yang tidak terlalu tinggi, foto dokumentasi BK berbicara dalam banyak hal.

Wawancara yang dilakukan oleh Surabaya Post pada 5 Desember 1987 tentang "Bagong dan Bagongisme" sedikit banyak membuka kesadaran bahwa dalam proses penciptaan karya tari/koreografinya BK tidak sedang membuat tari Indonesia namun lebih pada keinginan berkarya sesuai isi hatinya.

"Saya ingin mencipta karya pribadi saya. Yang jelas saya ingin berkesenian. Titik. Bagaimana hasilnya terserah. Kalau saya sempitkan, saya tidak mau membuat tari Yogya, meski saya sebagai orang Yogya. Soalnya orang Yogya yang mengerti tentu akan berkomentar wah itu bukan Yogya. Pokoknya Bagong membuat tari. Titik," jelas BK dalam wawancaranya dengan Surabaya Post tahun 1987. 

Semangat menjadi diri sendiri inilah yang terus ditularkan kepada cantrik-mentrik yang ngenger di PSBK: 'kalian jadilah Bagong-bagong besar. Jangan jadi bagong kecil (peniru). Jadilah diri sendiri.'  Tekad BK menjadi diri sendiri dalam membuat karya tari ditegaskan oleh Butet Kertarefjasa dalam sebuah karya tari Yapong.

"Masyarakat tahunya tari Yapong itu tarian tradisional Betawi karena gerakannya dan sering dimainkan bersamaan dengan ondhel-ondhel. Bukan. (Tari) Yapong itu karya BK dengan ciri khas gerakan yang dinamis, riang gembira, dan mengusung semangat kerakyatan," tutur ketua Yayasan PSBK Butet Kertaredjasa, Sabtu (29/9) sore.

Tahun 1988 saat perhelatan olahraga terbesar se-dunia Olimpiade digelar di Seoul, Korea Selatan, BK ditunjuk oleh Presiden RI memimpin kontingen kesenian Indonesia. Empat koreografi disiapkan yaitu Gema Nusantara, Jemparing, Tombak, dan Pesta Desa. Pada tari  Jemparing dan Tombak BK memasukkan unsur tombak dan panah sebagai gambaran unsur-unsur olahraga yang merupakan senjata tradisional suku-suku di Indonesia. Koreografi tersebut seolah menjadi doa dan penyemangat bagi atlit Indonesia yang akan bertarung di gelanggang olahraga Olimpiade Seoul. Entah sebuah kebetulan atau tidak, untuk pertama kalinya Indonesia meraih medali pada ajang Olimpiade dan itu berasal dari cabang olahraga panahan.

Selain kliping berita, catatan, foto dokumentasi, dan media publikasi, di antara lini masa arsip pameran "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" di lantai satu disertakan empat sketsa karya BK. Empat sketsa tersebut menarik mengingat selain sebagai penari dan koreografer, BK pun memiliki latar belakang pendidikan seni rupa. BK sering membuat sketsa-sektsa sebagai gambar lantai untuk karya tari/koreografinya. Selain gerakan tari, dengan sketsa tersebut akan memudahkan BK memberikan pola-pola tarian yang sedang dibuat kepada rekan sejawat ataupun memberikan penjelasan kepada cantrik-mentrik.

Bagong Membangun Padepokan Seni

Pada tahun 1977 BK menjadi salah satu pemeran dalam film "Al-Kautsar". Pada satu adegan, BK bersama WS Rendra sedang melaksanakan sembahyang dimana BK menjadi imam dan Rendra menjadi makmum. Beberapa scene film tersebut diambil di pondok pesantren Pabelan, Magelang. Suasana pembelajaran, interkasi warga, hingga bangunan yang ada di Pabelan serta pondok pesantren yang banyak terdapat di Indonesia membekas dalam ingatan BK. Padepokan yang dibangun BK juga diilhami dari padepokan Santiniketan di India. Dalam kehidupan nyata, Bagong dan Rendra adalah pribadi-pribadi yang saling menginspirasi satu sama lain.

Sepulang dari shooting film tersebut BK mulai memantapkan niatnya membangun padepokan seni di sekitar tempat tinggalnya di Dusun Kembaran, Kasihan-Bantul. Setelah dibangun secara sederhana memanfaatkan kayu dan bambu yang ada di sekitar dusun, pada 2 Oktober 1978 Padepokan Seni Bagong Kussudiardja diresmikan. Sejak itu BK menerima seniman dari mananpun untuk belajar bersama di PSBK dalam program residensi selama enam bulan.

Hampir semua disiplin seni pertunjukan (tari, kethoprak, pedalangan, gamelan-karawitan, drama-teater) serta seni rupa diajarkan dimana setiap cantrk-mentrik memilih sesuai minatnya.  Ada tiga sasaran pembangunan PSBK yaitu mengembangkan apresiasi seni di kalangan generasi muda di pedesaan, menampung dan memerikan ruang  bagi peminat seni yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan seni formal, serta mengarahkan cantrik-mentrik untuk kembali ke daerah asalnya atau menyebar ke seluruh wilayah Indonesia untuk mengembangkan seni di daerah asalnya atau di daerah baru.

"Pada awal pembangunannya, komplek PSBK sangat sederhana hingga kehadiran Mahathir Mohamad ke PSBK secara pribadi atas apresiasinya telah menjadi tempat nyantrik seorang seniman Malaysia. Seniman tersebut banyak memberikan pengaruh bagi perkembangan seni di Malaysia sehingga mengundang ketertarikan pada Mahathir untuk melihat langsung tempat seniman tersebut belajar," jelas Butet Kertaredjasa.

Kehadiran orang nomor satu Malaysia tersebut ke PSBK didampingi oleh Presiden RI saat itu Soeharto. Melihat kondisi padepokan yang sederhana, akhirnya pemerintah memberikan bantuan pembangunan padepokan.

Selain foto dokumentasi, di lantai dua dipamerkan juga kliping berita maupun tulisan BK di berbagai media cetak, dokumentasi foto kegiatan-perjalanan BK, serta dokumentasi videografi. Ada hal menarik pada rontek (round tag) yang merupakan repro karya lukisan batik BK serta foto-foto peristiwa yang merupakan rekaman jejak BK di dunia seni rupa yang tidak pernah ditinggalkan bersamaan dengan mengembangkan PLT-BK dan PSBK di mana pada rentang tahun 1970-an BK masih sempat berkarya membuat lukisan batik bersama Mudjitha, Damas, Suhadi, Sunaryadi, Nasyah Jamin dan berpameran  lukisan batik di dalam dan luar negeri diantara di Jakarta (1971), Argentina (1973).

Membangun Kesadaran Sejarah melalui Arsip

Arsip adalah rekaman peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, kemasyarakatan dan perseorang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Arsip berfungsi untuk merekam pengalaman, memori, sejarah, penunjang aktifitas administrasi, manajemen dan organsasi, alat pengambil keputusan, bahan bukti pertanggungjawaban, sumber informasi, dan wahana komunikasi baik politik, sosial, maupun budaya. 

Sebagai dokumen, dalam penggunaannya arsip terbagi menjadi dua : aktif dan inaktif. Arsip aktif memiliki frekuensi penggunaan yang masih tinggi untuk kegiatan operasional sehari-hari dan berisi informasi yang terbaru dan harus selalu tersedia sewaktu-waktu, sementara arsip inaktif dengan intensitas penggunaan yang tidak terlalu tinggi biasanya digunakan sebagai rujukan/referensi.

Karakteristik arsip dapat menentukan kualitas arsip tersebut. Arsip merupakan informasi yang melekat pada wujud aslinya (kecuali arsip elektronik), meliputi isi, struktur dan konteks. Dalam karaktersitik yang otentik. arsip menjadi refleksi tujuan, bahan bukti program-kegiatan sebuah organisasi. Arsip yang diciptakan sebagai dokumentasi untuk mendukung tugas dan kegiatan, memiliki status sebagai bahan bukti resmi (legal) bagi keputusan dan pelaksanaan kegiatan. Karakteristik arsip lainnya adalah keunikan dimana arsip tidak dibuat massal atau digandakan, arsip berbeda dengan buku, jurnal dan bahan publikasi lainnya, serta reliable dimana keberadaan arsip dapat dipercaya sehingga bisa digunakan sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan/program/peristiwa.

"Dengan karakteristik yang dimilikinya, pameran arsip "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" menjadi pameran yang sunyi. Melalui penataan dokumen arsip mengikuti lini masa, adanya tahun-tahun yang tidak tercantum membuka kesempatan bagi pihak lain untuk melengkapi tahun-tahun yang hilang tersebut. Pembacaan dokumen arsip yang disusun oleh BK bisa membuka ruang dialog yang lebih intens. Bahkan dalam tataran/ranah akademik, dokumen-arsip BK sangat mungkin untuk dikaji lebih jauh dan mendalam," jelas kurator pameran "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" Suwarno Wisetrotomo saat jumpa media di Panggung Diponegoro-PSBK Sabtu (29/9) sore.

Tentang koreografi "Gema Nusantara", kepada satuharapan.com Kamis (18/10) sore saat pembukaan Temu Akbar Cantrik Mentrik Suwarno  menjelaskan bagaimana BK memberikan ruang bagi generasi muda untuk terlibat dalam berbagai proses keseniannya.

"Saat itu saya masih duduk di semester empat STSRI Yogyakarta (sekarang ISI Yogyakarta). Mencoba mencari pengalaman dengan ikut menawarkan membuat properti panggung untuk pementasan karya-karya BK. Saya membuat sebuah karya gunungan yang menjadi latar belakang sebuah pementasan, dan BK berkenan. Ternyata koreografi tersebut menjadi tari pembuka pada pembukaan acara Festival Film Indonesia tahun 1984," imbuh Suwarno tentang awal-awal mengenal BK secara langsung.

Ada hal menarik terkait pameran arsip "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" sebagai bagian dari rangkaian acara ulang tahun BK, PLT-BK, dan PSBK dimana pada acara Temu Akbar Alumni Cantrik-Mentrik PSBK selain diisi dengan ziarah, ramah-tamah, Forum Gugus Bagong juga menghelat Gelar Seni Gugus Bagong dimana para cantrik-mentrik mempresentasikan karya-karyanya selama 18-20 Oktober 2018.

Menghadirkan cantrik-mentrik dalam Temu Akbar Alumni Cantrik-Mentrik PSBK sesungguhnya adalah sebuah peristiwa menghadirkan arsip asli dalam konteks pameran arsip "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" dimana mereka pernah berproses bersama BK di masa-masa lalu dan hingga saat ini masih terus melakukan proses kreatif. Hari-hari ini Gugus Bagong dengan cantrik-mentriknya adalah arsip hidup yang diwariskan oleh Bagong Kussudiardja.

 

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home