Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 01:00 WIB | Jumat, 25 Juli 2014

Salam Tiga Jari: Persatuan Indonesia

Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Waktu seakan berhenti ketika televisi menyiarkan pernyataan Prabowo yang menarik diri dari proses pilpres dan mencabut saksi Koalisi Merah Putih dari KPU, pada 22 Juli 2014.   Dalam sekejap masyarakat memberikan respons melalui broadcast message, twitter, dan jaringan media komunikasi lainnya.  Ada kekhawatiran masyarakat yang ditunjukkan melalui IHSG yang menurun setelah itu, jalanan pun berangsur-angsur sepi, entah karena orang takut keluar rumah atau terpaku menyaksikan siaran TV selanjutnya.

Proses pemilu yang menyita perhatian masyarakat selama berbulan-bulan, ajakan untuk terlibat dalam pemilu, memuncak ketika perhitungan suara dilakukan, seperti balon yang meletus ketika mendengar salah satu pasangan capres menarik diri.

Sebagai bagian dari masyarakat, saya merasa ada perasaan tidak tuntas menyaksikan kemelut pilpres yang terjadi, walaupun Presiden dan Wakil Presiden terpilih telah menyampaikan pidato kemenangan mereka di atas geladak kapal pinisi Hati Buana Setia di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. 

Pemilu yang akhirnya mengusung dua pasangan capres dan cawapres, tentu saja akan diakhiri dengan salah satu pasang yang menang.  Namun, happy ending yang diharapkan masyarakat ialah ketika semua berdamai, bahu-membahu memajukan bangsa Indonesia. Bukankah itu tujuan kita semua, sebagai masyarakat dan pemimpin?

Prabowo-Hatta menggunakan Rumah Polonia, tempat bersejarah dalam kehidupan Soekarno, sebagai tempatnya berpidato.  Jokowi-JK,  didukung oleh PDI, diketuai oleh Megawati, anak Soekarno.  Ternyata,  perkataan Soekarno—”Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”—benar adanya.  Namun, kita harus optimis bersatu bersama.

Tidak ada lagi siapa nomor 1 atau 2, tidak ada lagi salam 2 jari.  Gunakan salam tiga jari, seperti sila ketiga dalam Pancasila: Persatuan Indonesia.   Tidak perlu menoleh ke belakang, pandanglah ke depan, karena masa depan bangsa terbentang di hadapan kita.

Mari kita bersama-sama membangun bangsa.  Salam tiga jari.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home