Loading...
FOTO
Penulis: Elvis Sendouw 21:29 WIB | Kamis, 27 November 2014

Sambut Natal, Ekstapol 1965 Lakonkan Drama

Sambut Natal, Ekstapol 1965 Lakonkan Drama
Gereja Komunitas Anugerah bersama beberapa aktivis HAM dan lintas agama akan menyelenggarakan pagelaran pentas drama Natal dengan tema "Daun-daun Luruh." (Foto-Foto: Elvis Sendouw)
Sambut Natal, Ekstapol 1965 Lakonkan Drama
Danu Fernandes dari House of Honai pembuat film "Daun-daun Luruh" memberikan penjelasan kepada wartawan terkait pementasan drama yang diperankan oleh ekstapol 1965.
Sambut Natal, Ekstapol 1965 Lakonkan Drama
Suar Budaya dari Gereja Komunitas Anugerah memberikan keterangan terkait pentas drama.
Sambut Natal, Ekstapol 1965 Lakonkan Drama
Bintang Jakarta yang adalah salah satu dari pemeran "Daun-daun Luruh" saat menceritakan pembuatan drama tersebut.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pentas drama Daun-daun Luruh bukan pentas drama biasa karena diperankan mantan tahanan politik 1965.

Danu Fernandes dari House of Honai, Suar Budaya Gereja Komunitas Anugerah, Bintang Jakarta salah satu pemeran Daun-daun Luruh, dan Donny Anggoro memberikan penjelasan dalam keterangan pers menyambut Natal dengan pagelaran pentas drama bertajuk Daun-daun Luruhdi Jalan Guntur, Setiabudi, Jakarta, Kamis (27/11).

Daun-daun Luruh berkisah tentang seorang wartawati muda bernama Lia yang tertarik untuk mencari dua eks tapol Pulau Buru di Jakarta. Keinginan Lia mencari mereka muncul ketika Lia mendengar kisah persahabatan yang terjalin di antara mereka saat Lia berkenalan dengan mendiang Natan, salah seorang eks tapol yang sukses menjadi pengusaha di Pulau Buru.

Perncarian berlanjut. Dan, Lia membawa dirinya bertemu dengan beberapa eks tapol lainnya yang tinggal di sebuah panti yang khusus menaungi para eks tapol yang ditelantarkan keluarganya.

Lia bertemu dengan Marzuki, salah satu eks tapol penghuni panti. Melalui cerita dia, Lia dibawa ke masa lalu. Masa kisah persahabatan antara Marzuki, Natan dan kawan-kawan tapol lainnya.

Melalui cerita dari Marzuki pula akhirnya terungkap permusuhan di antara mereka hingga membuat Lukas, salah satu sahabat mereka menjadi orang yang keras dan susah mempercayai orang lain.

Ini adalah kisah mengenai persahabatan yang retak karena keadaan yang penuh tekanan. Sebuah kisah mengenai besarnya pengaruh masa lalu terhadap hidup seseorang. Sebuah kisah mengenai perjuangan manusia meneruskan hidup tanpa didikte oleh masa lalu.

Pertunjukan drama ini disuguhkan dengan berbagai macam seni pertunjukan. Gabungan dari pementasan pelakon di atas panggung, tayangan adegan-adegan film di layar tonton, pertunjukan tari, pertunjukan paduan suara, pertunjukan monolog dan iringan musik secara langsung akan diselenggarakan pada perayaan Natal 12 Desember nanti.

Pertunjukan drama ini juga disuguhkan oleh sejumlah pengisi acara dari latar belakang budaya yang bervariasi. Walau ini adalah pertunjukan drama natal, namun pertunjukan ini ditampilkan oleh talenta-talenta dari berbagai macam keyakinan.

Pertunjukan drama natal ini akan ditampilkan pula oleh sejumlah eks tahanan politik kasus 1965. Jika selama ini mereka hanya menjadi narasumber, melalui pertunjukan drama ini mereka akan tampil ikut berperan sebagai diri mereka sendiri dan mengisahkan drama ini ke hadapan penonton.

Acara tersebut terselenggara berkat kerja sama dengan beberapa aktivis HAM dan lintas agama di antaranya, komunitas Gusdurian, Aliansi Sekular Indonesia, Aliansi Nasional, dan Lembaga Bhinneka.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home