Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Prasasta Widiadi 21:34 WIB | Rabu, 07 Desember 2016

Sandiaga: Pak Ogah Jadi Debt Collector Saja

Ilustrasi. Sandiaga Salahuddin Uno saat bersosialisasi dengan warga Gang Arus, Kelurahan Cawang, Jakarta Timur. (Foto: dok. satuharapan.com/ Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan akan memberi mata pencarian alternatif bagi Pak Ogah (pemberi aba-aba saat sebuah kendaraan hendak berputar balik) yang setiap hari beroperasi di jalan raya tertentu, yaitu menjadi debt collector atau penagih utang.

Menurutnya, saat ini di Jakarta kekurangan jasa debt collector, maka orang-orang yang berprofesi sebagai pak Ogah dapat diberdayakan ke arah itu.

"Nah kalau mereka dikasih pendidikan ketrampilan maka banyak orang akan takjub, nah kalau kita kasih sektor informal ini untuk mereka, maka mereka punya peluang untuk naik kelas," kata Sandiaga saat berbincang di media online, di gedung Aldevco Octagon, Jakarta Selatan, pada hari Rabu (7/12).

"Saya sebenarnya kasihan dengan mereka Pak Ogah, tetapi sebenarnya sama dengan yang dulu sempat diomongkan pak Basuki (calon gubernur DKI jakarta nomor urut dua), kita nggak usah memberi mereka uang maka mereka perlahan-lahan berhenti (menghentian aktivitas Pak Ogah)," kata Sandiaga.

Dia mengemukakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta seharusnya jangan menangkap pak Ogah dan mengkategorikan mereka sebagai PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) namun benar-benar dibina dan diberdayakan.

"Coba lihat, kalau (Pak Ogah) ditangkap, tapi kalau mereka balik lagi (menjadi Pak Ogah), sama saja, karena nggak ada lapangan pekerjaan," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, calon gubernur DKI jakarta nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan mengatakan masalah tentang profesi Pak Ogah di Jakarta hanyalah masalah kecil, karena sesungguhnya dia dan Sandiaga hendak menciptakan Jakarta dengan konsep "educating city".

“Sebuah kota yang belajar terus menerus, agar keterampilan warganya meningkat,” kata Anies.

Anies mengatakan sesungguhnya warga DKI Jakarta khususnya sektor informal dapat ditingkatkan kualitas pendidikannya, dia memberi contoh pedagang kaki lima seharusnya jangan terus-menerus ditertibkan, namun Pemprov bisa memberi pendidikan untuk mengelola keuangan.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home