Loading...
RELIGI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 17:30 WIB | Jumat, 21 Oktober 2016

Santri Belum Paham Punya Hari Santri Nasional

Ilustrasi. Deputi Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Asia Tenggara W. Patrick Murphy (tengah) mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Progresif Bumi Shalawat, Lebo, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (21/10). (Foto: Antara/Umarul Faruq)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Meskipun Presiden Joko Widodo sudah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, namun tak semua santri paham hal tersebut.

"Sudah dan pernah dengar ada Hari Santri, tapi tentang asal usulnya tidak tahu," kata Rizky Ramadhan, santri Tahfidz Darul Quran, Yayasan Daarul Quran Indonesia di Ketapang, Cipondoh, Tangerang, Banten, hari  Jumat (21/10).

Tak hanya Rizky, rekannya, Rifky yang berasal dari Kota Baru, Kalimantan Selatan juga tidak mengetahui asal-usul Hari Santri.

"Tahu sih," kata dia.

Di pondok pesantren (Ponpes) Darul Qur`an Pusat asuhan Ustaz Yusuf Mansur, di Jalan Ketapang Raya, Cipondoh, Tangerang, ada dua lokasi Ponpes yang ditempati para santri. Salah satunya di Jalan H. Koteng dan lainnya di Jalan Raya Ketapang, persis di samping Masjid Baitul Amin.

Khusus untuk Ponpes di Jalan H. Koteng, di situ bermukim sekitar 40 santri. Mereka diasuh lima ustaz. Salah satunya yang dijumpai Antara adalah ustaz Syaiful (28). Ustaz yang berasal dari Kudus, Jateng ini sudah lima tahun membina santri di kawasan itu.

Syaiful merasa gembira karena dalam 24 jam membina para santri yang berasal dari berbagai provinsi itu cepat mengalami kemajuan. "Saya bersama lima ustaz lainnya banyak melihat kemajuan yang dicapai para santri," kata dia.

Asrama berlantai tiga dengan luas tanah sekitar 30 x 40 meter itu berada di gang sempit. Meski demikian para santri nampak menikmati suasana kehidupan warga yang ramah. Terlebih di situ, untuk mencari makan tidak mengalami kesulitan. Warga setempat banyak menjual makanan murah.

Tentang Hari Santri Nasional, ustaz Syaiful mengaku merasa bersukur bahwa kini lembaga pendidikan seperti pondok pesantren mendapat perhatian dari Pemerintah. Ia berharap orang tua dan seluruh pemangku kepentingan di negeri ini dapat mendorong santri untuk giat belajar.

"Kita berharap santri dapat mengambil pelajaran dari para ulama," katanya.

Pemerintah menetapkan 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional pada 22 Oktober. Presiden RI Joko Widodo menyebut alasan penetapan Hari Santri tersebut dilatarbelakangi oleh besarnya peran santri bagi bangsa.

Secara historis para santri telah memberi kontribusi besar dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti K.H. Hasyim Asyari dari Nahdlatul Ulama, K.H. Ahmmad Dahlan dari Muhammadiyah, A. Hassan dari Persis, Ahmad Soorhati dari Al-Irsyad dan Mas Abdul Rahman dari Mathlaul Anwar serta mengingat pula 17 nama-nama perwira Pembela Tanah Air (Peta) yang berasal dari kalangan santri, pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home