Loading...
DUNIA
Penulis: Martha Lusiana 14:24 WIB | Senin, 06 Juli 2015

Sayap Kiri Spanyol: Hasil Referendum, Kemenangan Demokrasi Yunani

Pemimpin partai sayap kiri Spanyol Podemos, Pablo Iglesias, sekutu dekat Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras. (Foto: bymundoenfermo.blogspot.com)

MADRID, SATUHARAPAn.COM – Pemimpin partai sayap kiri Spanyol, Podemos, hari Minggu (5/7) menyambut baik hasil awal referendum Yunani, yakni masyarakat menolak syarat bailout dari kreditor, sebagai kemenangan bagi demokrasi.

“Hari ini demokrasi menang di Yunani,” kata ketua Podemos, Pablo Iglesias, sekutu dekat Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, melalui akun Twitter-nya.

Anggota senior Podemos lainnya, Rafael Mayoral, yang berada di Yunani untuk mengikuti referendum tersebut, menambahkan, “Suka cita terjadi di markas Syriza.”

Belum ada reakasi atas hasil referendum dari Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy, yang mendesak masyarakat Yunani untuk menerima usulan bailout dan secara terbuka mendukung mundurnya pemerintah ekstrem kiri Yunani yang dipimpin partai Syriza.

Sementara itu, Wakil Menteri Ekonomi Rusia, mengatakan, Yunani sudah satu langkah lebih dekat untuk keluar dari zona euro, ketika hasil awal dari referendum bailout menunjukkan bahwa masyarakat Yunani menolak permintaan para kreditor untuk kembali melakukan penghematan.

“Anda tidak bisa menyangkal bahwa hasil tersebut menunjukkan (Yunani) satu langkah lagi keluar dari zona euro,” ujar Alexei Likhachev, dikutip kantor berita nasional TASS, seperti dikutip AFP.

Hasil resmi dari setengah TPS Yunani menunjukkan, lebih dari 61 persen masyarakat Yunani memilih ‘Tidak’ atau menolak permintaan kreditor melakukan penghematan dalam upaya mendapatkan bailout.

“Keluarnya Yunani dari zona euro pada akhirnya nanti akan menjadi semacam shock therapy bagi Uni Eropa,” ujar Likhachev, yang meramalkan penurunan nilai euro terhdap dollar meski tidak signifikan.

“Namun, jika Uni Eropa bisa mengambil pelajaran dengan benar, akan ada perombakan anggaran di dalam zona tersebut dan euro akan kembali rebound, ujar dia.

Menurutnya, negara-negara lain berpotensi mengikuti Yunani dan meninggalkan zona euro. Hal ini tentu akan memberikan konsekuensi yang sulit untuk diperbaiki bagi UE dan euro. Meskipun demikian, ia mengatakan bahwa kondisi tersebut tak mungkin terjadi meski secara teori mungkin.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home