Loading...
INDONESIA
Penulis: Tunggul Tauladan 18:53 WIB | Selasa, 26 Agustus 2014

Sejumlah SPBU di Yogyakarta Kehabisan Stok Premium

Antrian yang mengular terlihat di SPBU Kranggan pada Selasa (26/8) siang. Di sejumlah SPBU di Kota Yogyakarta, ketersediaan BBM jenis premium telah habis. (Foto: Tunggul Tauladan)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sejak tiga hari yang lalu, para para pengendara kendaraan bermotor di Yogyakarta mulai merasakan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis premium. Beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terlihat kehabisan stok premium. Jika kedapatan masih ada premium, maka antrean para pengendara akan terlihat mengular.

Puncak dari kelangkaan premium akhirnya terjadi pada Senin (25/8) malam hingga Selasa (26/8). Sejak Senin malam, premium di sejumlah SPBU telah habis. Masyarakat yang ingin mengisi BBM terpaksa membeli pertamax. Itu pun dengan catatan harus melewati antrean yang mengular. Hingga Selasa (26/8) pagi, antrean pertamax masih terlihat di beberapa SPBU.

Di SPBU Terban yang berlokasi di Jalan Cornelis Simanjuntak, antrean kendaraan yang akan mengisi pertamax mengular hingga ke jalan raya. Antrean ini bahkan membuat arus lalu lintas menjadi macet. Padahal, Jalan Cornelis Simanjuntak baru saja diberlakukan jalur searah pada Senin (25/8).

Hal serupa terjadi di SPBU Kranggan yang berlokasi di Jalan AM. Sangaji. Jika di SPBU Terban antrean sudah tak terlihat pada siang hari karena stok pertamax telah habis, maka di SPBU Kranggan, hingga sore hari antrean masih terlihat mengular hingga ke jalan raya.

“Saya mengantre di sini sudah satu jam lebih. Mulai dari depan Pasar Terban. Saya terpaksa bertahan mengantre karena di tempat lain saya dengar juga mengantre. Jadi daripada pindah ke tempat lain, ya sudah, saya pasrah mengantre di sini saja,” ujar Rizal.

Di sisi lain, pengecer premium juga kewalahan melayani pembeli. Di beberapa tempat, para pengecer ini telah kehabisan stok sejak Selasa (26/8) pagi. Mereka menjual premium dengan harga bervariasi, mulai dari Rp. 8.000,- hingga Rp. 10.000,- per liter.

“Premium di sini saya jual Rp.10.000,- per liter. Saya sengaja jual dengan harga segitu karena untuk mendapatkannya juga susah, harus mengantre lama,”ujar Budi, seorang penjual premium eceran yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman.

Stok BBM Bersubsidi di DIY Dikendalikan

Fenomena sejumlah SPBU yang kehabisan stok premium sebenarnya merupakan upaya Pertamina untuk mengendalikan BBM bersudsidi di Yogyakarta. Bahkan upaya pengendalian tersebut telah dimulai sejak 4 Agustus 2014 silam.

“Berdasarkan informasi dari pertamina, saat ini di Yogyakarta memang sedang ada pengendalian BBM bersubsidi. Bahkan sejak 4 Agustus 2014 yang lalu pengendalian BBM bersubsidi ini telah diberlakukan,” demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Peridustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian (Disperindakoptan) Kota Yogyakarta, Suyana pada Selasa (26/8).

Suyana menjelaskan bahwa Pertamina mengambil langkah demikian karena jika BBM bersubsidi tidak dikendalikan, maka jatah BBM untuk Yogyakarta akan habis sebelum akhir tahun. Padahal, jika dihitung BBM bersubdisi dari Pertamina akan habis pada 19 Desember 2014 mendatang. Jadi perlu ada pengendalian agar BBM tetap ada di Yogyakarta hingga akhir tahun.

“Jika dihitung, BBM bersubsidi akan habis pada 19 Desember 2014 mendatang. Jadi perlu ada pengendalian agar BBM bersubsidi di Yogyakarta bisa tetap didistribusikan hingga akhir tahun,” papar Suyana.

Suyana menegaskan bahwa meskipun di sejumlah SPBU stok premium mulai habis, namun dirinya menjamin bahwa di Yogyakarta tidak ada kelangkaan BBM, namun sebatas penyesuaian semata. Bahkan dirinya menghimbau kepada masyarakat bahwa kini saatnya masyarakat belajar untuk menggunakan BBM tak bersubsidi.

“Saya menjamin bahwa di Yogyakarta tidak ada kelangkaan BBM, namun hanya penyesuaian saja,” Suyana.

Sebagai catatan, Yogyakarta mendapatkan jatah kuota per tahun untuk BBM bersubsidi jenis premium sebesar 105.679 kilo liter. Dari kuota tersebut, hingga Juli 2014 BBM bersubsidi di Yogyakarta telah terserap sebesar 54 persen.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home