Loading...
SAINS
Penulis: Prasasta Widiadi 21:13 WIB | Jumat, 19 September 2014

Sekda DKI Ajak Menwa Aktif Bangun Jakarta

Sekda DKI Ajak Menwa Aktif Bangun Jakarta
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
Sekda DKI Ajak Menwa Aktif Bangun Jakarta
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
Sekda DKI Ajak Menwa Aktif Bangun Jakarta
Komandan Resimen Mahasiswa Jayakarta, Lukman Hakim.
Sekda DKI Ajak Menwa Aktif Bangun Jakarta
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah. diapit para anggota Menwa Jayakarta. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Dr. H. Saefullah M.Pd mengemukakan para anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) Jayakarta diharapkan memiliki pengetahuan dan mau berperan aktif membangun Jakarta.

Hal ini dia sampaikan saat memberi pembekalan tentang wawasan kota Jakarta di hadapan para anggota Menwa Jayakarta, Jumat (19/9), di Balai Agung, Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

“Pemerintah DKI Jakarta mencoba memetakan berbagai persoalan yang ada di setiap sisi dan berbagai aspek yang ada,  akan tetapi kalau adek adek sekalian tanyakan problematika jakarta di lapangan kepada 100 orang di Jakarta, yang adek adek jumpai di jalan raya, maka masalahnya akan 100 juga jumlahnya, masalah ini tidak akan tuntas dalma waktu singkat kepemimpinan bapak jokowi (Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo) dan Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama),” kata Saefullah.

Saefullah mengemukakan bahwa berdasar riset dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta maka masalah yang paling puncak dan mengemuka adalah pengentasan permukiman kumuh. “Mungkin nanti kalau kalian jadi gubernur sekalipun masalahya bisa jadi masih sama,” tambah Saefullah.

Masalah Perumahan Kumuh

“Penanganan permukiman kumuh bermasalah, karena di dalamnya masih berisi masalah lagi yang berkaitan dengan berbagai aspek, ada ekonomi, layanan publik, kesehatan, dan sosial budaya, untuk itu dimana pak gubernur (Joko Widodo) dan wakil gubernur (Basuki Tjahaja Purnama) concern dengan yang namanya kampung deret,” Saefullah menambahkan.

Saefullah sembari menunjukkan pemetaan dalam pointer-pointer di layar lebar yang berisi paparan kondisi masalah yang dihadapi setiap dinas di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta dapat disaksikan seluruh anggota Menwa yang hadir bahwa masalah Jakarta tidak dapat dia ceritakan satu persatu, karena keterbatasan waktu.

“Pada 2013 lalu ada kurang lebih 4000 unit kampung deret yang telah dibangun Dinas Perumahan dan Pemprov dki Jakarta dengan menggunakan APBD DKI Jakarta,” kata Saefullah.   

Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah berencana segera melakukan evaluasi terhadap pembangunan kampung deret di wilayah ibukota.  Saefullah mengemukakan rumah yang masuk dalam program kampung deret itu tidak boleh dibangun di atas trase jalan, trase sungai dan di atas kawasan penyempurnaan hijau.

Pada Maret 2014, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama  mengungkapkan adanya pungutan liar (pungli) yang terjadi di kawasan kampung deret Tanah Tinggi, Jakarta berupa pemotongan uang pembangunan dengan dalih uang kebersihan dan keamanan.

Basuki, kala itu menyesalkan bahwa masalah pungli menjadi masalah yang mengemuka, karena pihaknya pun juga dipusingkan dengan beberapa rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang dijual belikan.
Masalah perhubungan

Tidak hanya memberi contoh tentang masalah yang krusial di bidang perumahan di Provinsi DKI Jakarta kepada para Menwa, akan tetapi Saefullah mengajak para Menwa berkecimpung aktif dalam masalah yang dihadapi Dinas Perhubungan DKI Jakarta, sehubungan dengan berita Pemprov DKI, melalui Dinas Perhubungan menggalakan derek paksa bagi kendaraan yang parkir sembarangan, tidak pandang bulu, bahkan Basuki Tjahaja Purnama mengemukakan Dishub tetap akan menderek kendaraan ber plat nomor “merah” (pemerintah) sekalipun.

“Kalau kalian mau lihat kerja nyata di dinas lain, saya usul kalian boleh ikut Dinas Perhubungan DKI untuk sosialisasi kendaraan yang parkir sembarangan, soalnya Dishub DKI saat ini masih butuh banyak personel walau untuk penertiban parkir liar kami sudah mempekerjakan Satpol PP DKI Jakarta juga

Mudah mudahan kalian bisa lebih bugar dan fit dari pada Satpol PP dan pegawai Dishub DKI,” Saefullah memaparkan.

“Penertiban sekarang ini masih diterapkan satpol PP untuk masalah PKL yang berjualan di tempat tempat tertentu, mungkin kalian bisa bantu agar tetapi dengan cara yang lebih halus sehingga Pemprov DKI mendapat simpati masyarakat,” Saefullah mengakhiri pemaparannya.

Kegiatan Pelatihan Menwa Jayakarta Gelombang I

Komandan Rindam Jaya Kolonel Inf Dwi Wahyu Winarto memimpin Pembukaan Pendidikan dan Latihan Bela Negara Bagi Resimen Mahasiswa (Menwa) Jayakarta TA. 2014. Bertempat di Lapangan Chandradimuka Rindam Jaya, Jl Raya Condet Jakarta Timur pada Rabu (10/9).

Menwa merupakan komponen cadangan pertahanan negara yang diberikan pelatihan dasar militer seperti penggunaan senjata, taktik pertempuran, survival, terjun payung, bela diri militer, senam militer, penyamaran, navigasi dan sebagainya. Anggota menwa (wira) disetiap perguruan tinggi atau kampus membentuk satuan-satuan yang merupakan salah satu bagian organisasi mahasiswa  dan mahasiswi di unit kegiatan mahasiswa (UKM). Menwa diberikan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dengan UKM lain dan berada langsung dibawah rektorat.

Dalam kesempatan yang sama, Komandan Resimen Mahasiswa Jayakarta, Lukman Hakim mengemukakan saat ini  pihaknya ingin berperan aktif membantu kinerja pemerintah provinsi DKI Jakarta.

“Kami telah melakukan pelatihan mulai dari 8 hingga 19 September lalu, materi pelatihan antara lain olah fisik 40 persen olah fisik dan 60 persen materi di kelas, yang memberi materi kami antara lain Rindam Jaya, praktisi politik kebangsaan, pengamat politik, “ kata Lukman.

Lukman menjelaskan saat ini jumlah personel Menwa Jayakarta yang ikut dalam pembekalan materi di Balai Agung sebanyak 310 personel dan ini merupakan seleksi gelombang 1 tahun 2014.

“Nanti insyaallah akhir nopember 2014 kami akan tambah lagi pelatihan gelombang 2 yang jumlahnya kurang lebih akan sama,” Lukman menambahkan. Lukman mengatakan pendidikan dan pelatihan yang dijalani para anggota Menwa bukanlah suatu upaya “ militerisasi” terhadap masyarakat sipil, tetapi pada dasarnya pendidikan ini untuk mengarahkan dalam bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat keprajuritan dalam bentuk pengenalan disiplin, pembentukan mental dan fisik serta memupuk rasa kebangsaan dan cinta tanah air, Lukman menekankan kepada para pelatih dan pembina agar senantiasa mengutamakan faktor keamanan baik personel maupun materil dalam setiap kegiatan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home