Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 12:17 WIB | Minggu, 25 Januari 2015

Sekjen PBB Kecam Serangan Pemberontak Ukraina

Warga melihat kios yang terbakar akibat serangan roket di pelabuhan Mariupol, Ukraina, pada Sabtu (24/1). (Foto: AFP)

PBB, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengecam serangan roket mematikan di pelabuhan Mariupol, Ukraina, pada Sabtu (24/1) dan mengecam “pernyataan provokatif” yang dibuat oleh gerilyawan separatis pro-Rusia. 

Pernyataan Ban muncul setelah pemberontak pro-Kremlin mengumumkan serangan besar baru dan tembakan roket yang menewaskan sedikitnya 30 orang di Mariupol, pelabuhan strategis yang menghubungkan wilayah separatis dengan Crimea yang diduduki Rusia.

Ban “mengecam keras serangan roket hari ini di kota Mariupol, yang dilaporkan menewaskan puluhan warga sipil dan menyebabkan ratusan orang cedera,” ungkap sebuah pernyataan dari juru bicara Ban. 

“Dia mencatat bahwa roket-roket tersebut tampaknya diluncurkan tanpa pandang bulu ke daerah sipil, yang merupakan pelanggaran terhadap undang-undang kemanusiaan internasional.”

Ban juga mengecam “penarikan gencatan senjata sepihak oleh pemimpin pemberontak pada Jumat, dan khususnya atas pernyataan provokatif mereka terkait perebutan wilayah lebih lanjut.”

Dia mengatakan bahwa penarikan itu merupakan pelanggaran komitmen di bawah kesepakatan Minsk yang disetujui pada September. Kesepakatan itu memerintahkan penarikan senjata berat dan gencatan senjata.

AS Mengecam

Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry meminta Rusia “segera” menghentikan dukungannya pada separatis Ukraina tersebut.

“Kami meminta Rusia untuk segera mengakhiri dukungannya untuk separatis, menutup perbatasan internasional dengan Ukraina dan menarik semua senjata, gerilyawan dan dukungan finansial,” ungkap Kerry dalam kunjungan ke Zurich. 

“Jika tidak, tekanan AS dan internasional terhadap Rusia dan perwakilannya akan meningkat,” demikian peringatannya.

Diplomat tinggi AS itu mengatakan dirinya mengecam keras serangan “mengerikan” di Mariupol.

Kerry mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian (damai) Minsk yang mereka tandatangani.”

Serangan baru dari pemberontak “dibantu dan didukung oleh keputusan Rusia yang tidak bertanggung jawab dan berbahaya untuk memasok mereka dengan ratusan senjata canggih dalam beberapa pekan terakhir, seperti sistem roket, artileri berat, tank, kendaraan lapis baja, selain melanjutkan komando dan kontrol operasional,” tambahnya.

Baik AS dan Uni Eropa telah menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap Rusia atas perannya dalam krisis di Ukraina. Rusia membantah telah mempersenjatai atau bertempur bersama pemberontak. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home