Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 19:02 WIB | Jumat, 24 Januari 2020

Sekolah Jambi Tingkatkan Budaya Baca dengan "Gerabah"

Siswa melakukan Gerakan Membaca Bahagia (Gerabah) di SMPN 17 Tanjung Jabung Timur. (Foto: Antara)

JAMBI, SATUHARAPAN.COM - Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi meningkatkan budaya membaca terhadap siswanya dengan menerapkan “Gerabah (Gerakan Membaca Bahagia)”.

“Kami melakukan ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa,” kata Kepala SMPN 17 Tanjung Jabung Timur Hasnah di Jambi, Jumat (24/1).

Ia mengatakan kata "bahagia" menjadi bagian dari gerakan tersebut karena kegiatan membaca memberikan pengalaman dan kebahagiaan tersendiri atau bukan sebagai beban siswa.

Gerabah dilaksanakan setiap pagi pada Selasa, Rabu, dan Kamis, selama 15 menit, di selasar sekolah yang tujuannya siswa mudah membaca buku dan terpantau semua guru.

Selain membaca bersama, saat Gerabah berlangsung juga kegiatan klinik baca, yaitu untuk anak-anak yang belum lancar membaca bahasa Indonesia.

Pada kegiatan tersebut banyak siswa yang membawa bahan bacaan dari rumah, seperti buku bekas dan koran.

Seorang siswa kelas IX, Rahma Safitri, mengaku senang dengan kegiatan membaca bersama kawan-kawan di selasar kelasnya.

Bagi dia, membaca merupakan kegiatan mengasyikkan, terlebih dilakukan pada pagi hari.

“Bagi saya senang, terus saya bisa pahami isi cerita dan saya bisa menceritakan cerita itu kepada teman saya,” kata dia.

Program yang disepakati seluruh warga sekolah tersebut, merupakan tindak lanjut pelatihan Program PINTAR Tanoto Foundation, terutama yang berkaitan dengan budaya baca. Saat ini pemerintah terus menggulirkan program gerakan literasi di sekolah atau biasa disingkat dengan GLS.

“Program budaya baca yang kami adakan ini sejalan dengan program pemerintah terutama gerakan literasi, antusiasme siswa terus meningkat dengan adanya program ini,” kata Hasnah.

Untuk memudahkan siswa mendapatkan buku bacaan, sekolah membuatkan tempat berupa pojok baca di setiap kelas. Buku-buku bacaan disiapkan atas dukungan wali murid dan guru. Setiap kelas memiliki duta literasi. Mereka bertanggung jawab terhadap keberadaan buku bacaan dan program membaca.

Dalam memenuhi kebutuhan buku bacaan, melalui kesepakatan bersama komite dan peguyuban orang tua siswa, murid membawa buku bacaan yang disukai ke sekolah dan menjadi bahan bacaan bersama teman-temannya di sekolah. Buku tersebut dibaca bergantian dengan siswa lainnya agar tidak bosan. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home