Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 12:00 WIB | Senin, 30 November 2015

Sekum Dewan Gereja Dunia Berbagi Harapan Atas COP21

Sekum WCC, Pdt Dr Olav Fykse Tveit saat memimpin delegasi gereja dan organisasi iman dalam Konferensi Perubahan Iklim COP21 di Paris, Minggu (29/11). (Foto: oikoumene.org)

PARIS, SATUHARAPAN.COM – “Momentum terhadap perubahan telah datang, dan mungkin lebih kuat daripada yang kita pahami”, tulis Pdt Dr Olav Fykse Tveit, Sekretaris Umum Dewan Gereja Dunia (The World Council of Churches/WCC) dalam pesan Adven pada malam pembicaraan iklim di Paris, Minggu (29/11).

Dari ibu kota Prancis tempat ia memimpin delegasi WCC menghadiri pembicaraan iklim COP21, Tveit menekankan bahwa perspektif moral dalam debat publik dapat, dan harus, lebih “menunjukkan tindakan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan yang mungkin bisa dicapai”.

Sehari sebelum para pemimpin lebih dari 130 negara yang hadir dari COP21 akan memberikan laporan singkat tentang cara untuk menyelamatkan masa depan dunia kita bersama, Tveit menekankan bahwa ada perspektif harapan untuk dibagikan oleh mereka yang mewakili bangsa di dunia.

“Suatu ‘pergeseran hijau’ sekarang lebih mungkin dari sebelumnya,” tulis Tveit, menyerukan agar kemajuan dengan inisiatif energi terbarukan dan mengacu pada penarikan atas investasi dari industri bahan bakar fosil.

“Banyak perusahaan besar memahami perkembangan ini dan membuat keputusan untuk mengakhiri penggunaan energi fosil dalam lima sampai 15 tahun ke depan, pergeseran besar dari sebelumnya diproyeksikan 30-40 tahun,” tulisnya.

Tveit juga menunjuk kemungkinan bergerak lebih cepat dan jauh melampaui janji yang dibawa negara-negara mereka ke Paris. Tveit juga mengungkapkan beberapa harapannya untuk COP21. Ia berharap orang-orang yang datang ke Paris “menjaga potensi untuk melakukan upaya dan bahwa melaksanakan keputusan hari ini akan mempersiapkan dunia yang lebih baik.”

Menggemakan tuntutan utama beberapa organisasi iman yang menghadiri COP21, Tveit menyebut harapan untuk kesepakatan yang ambisius dan adil yang mencerminkan kebutuhan mendesak untuk benar-benar fokus pada keadilan iklim. Dengan demikian ia menggarisbawahi bahwa wacana moral yang harus difokuskan pada pembuatan keputusan tentang iklim “didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan”.

“Di bahasa Norwegia kita katakan: bola salju yang bergulir, lebih cepat setiap hari. Memang, momentum terhadap perubahan telah datang,” Tveit menulis. (oikoumene.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home