Loading...
BUDAYA
Penulis: Eben E. Siadari 20:04 WIB | Sabtu, 21 November 2015

Seniman Indonesia Dadang Christanto Pamerkan Pembantaian 1965 di Brisbane

Lukisan sepanjang enam meter berjudul Tribute to Gerwani. (Foto: Dadang Christanto) -

 

BRISBANE, SATUHARAPAN.COM - Seniman asal Indonesia, Dadang Christanto yang sudah lama bermukim di Australia menggelar pameran bertajuk 1965 di Museum Seni Queensland University of Technology (QUT) di Brisbane. Pameran menggelar hal-hal yang berkenaan dengan pembantaian tahun 1965/1966 di Indonesia akan berlangsung sampai 28 February 2016.

Dalam penjelasannya kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia, L. Sastra Wijaya, Dadang Christanto mengatakan bahwa pameran ini sudah dipersiapkan selama tiga tahun.

"Untuk saya pameran ini untuk memperingati 50 tahun pembantaian di tahun 1965/1966, dimana setengah hingga satu juta orang dibantai tanpa melawan. Angka korban yang diperkirakan oleh para akademisi atau sejarahwan tersebut diralat oleh komandan RPKADF Sarwo Eddi dan diakuinya 3 juta korban. Mereka yang dibantai adalah anggota/simpatisan PKI atau para Sukarnois, atau yang dituduh PKI." kata Dadang.

Dadang yang lahir di Tegal (Jawa Tengah) merupakan salah seorang korban 'tidak langsung' dari peristiwa ini. Di satu malam di tahun 1965 itu, ayahnya diambil paksa dan rumah keluarga mereka dibakar. Nasib ayahnya sampai sekarang tidak diketahui dan seperti juga banyak yang lainnya diperkirakan tewas.

Sudah memulai kegiatan seninya di Indonesia, Dadang Christanto pindah ke Australia di tahun 1999 dengan menjadi tenaga pengajar di Sekolah Seni dan Desain di Darwin, sebelum kemudian pindah ke Canberra, dan Sydney dan sekarang bermukim di Brisbane (Queensland).

Dadang sudah tampil dalam banyak pameran internasional baik sendiri maupun bersama yang lain. Karya-karya dimiliki oleh beberapa galeri seni di berbagai belahan dunianya antara lain di Canberra, Jerman, dan di Jepang.

Pameran yang pernah diikutinya adalah Biennale di Venesia (Italia) tahun 2003; Yogyakarta Biennial and CP Open Biennial di Jakarta, Indonesia di tahun yang sama.
Karyanya juga ditampilkan di Kwangju Biennale, Korea Selatan di tahun 2000,  Kanazu Forest of Creation di Fukui, Jepang tahun 1999 dan Bienal de São Paulo, Brazil di tahun 1998.

Pameran dibuka hari Rabu (18/11/2015) dengan  sambutan diberikan oleh Vanessa Van Ooyen korator pameran 1965  dan Melanie Eastburn, kurator untuk Asian Art di National Gallery of Australia di Canberra.

Di malam pembukaan ini, Dadang sendiri menampilkan pertunjukkan berjudul IN RED yang diciptakannya di tahun 1980. (australiaplus.com)

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home