Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 19:40 WIB | Kamis, 10 Oktober 2019

Serang Suriah, Turki Abaikan Segala Kritik

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Foto: dari Daily Sabah)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Turki menolak dan mengabaikan segala kritik terkait operasi militer anti-terornya di wilayah Suriah. Alasannya, puluhan kelompok teroris berkeliaran dengan bebas tanpa ada yang melawan, kata Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, hari Kamis (10/10).

"Turki akan mengabaikan kritik tentang Operasi Musim Semi Perdamaian yang kami luncurkan terhadap elemen-elemen teroris, sementara lebih dari 10 aktor asing berkeliaran bebas di Suriah," kata presiden, sebagaimana dikutip media setempat, Daily Sabah.

Sebaliknya, Erdogan mengkritik keras Arab Saudi dan negara Arab lainnya, karena menentang operasi Turki. "Saya mendesak Arab Saudi untuk melihat ke cermin dan menjawab apa yang telah dilakukan untuk Yaman," kata Erdogan.

"Dan Mesir (merujuk pada Presiden Abdel Fattah el-Sissi), Anda tidak bisa mengatakan apa-apa. Anda membiarkan Morsi yang terpilih secara demokratis untuk mati menderita di ruang sidang," kata Erdogan. Dia mencatat bahwa negara itu bahkan tidak mengizinkan keluarga Morsi untuk menghadiri upacara pemakamannya. "Itu jenis pembunuh yang kamu lakukan," katanya.

"Turki telah menangkap total 16.000 teroris, termasuk 7.500 di dalam negeri dan 8.500 di luar negeri dalam empat tahun terakhir," kata Erdogan.

Erdogan mengatakan Ankara akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melawan teroris Daesh (Negara Islam, ISIS atau ISIL) yang ditemukan di daerah yang dikuasai sebagai bagian dari operasi, apakah akan memasukkan ke penjara atau mengirim mereka kembali ke negara mereka sendiri.

Erdogan menyebut bahwa Turki mendeportasi 7.600 tersangka yang terkait Daesh dari 102 negara, dan memblokir masuknya sekitar 77.000 tersangka dari 151 negara.

"Turki akan menahan pejuang Daesh yang perlu dipenjara di penjara, sementara itu akan mengirim yang lain ke negara mereka sendiri jika diterima," tambah presiden.

Dia mengklaim bahwa total 109 teroris telah terbunuh sejak 9 Oktober, awal operasi itu diluncurkan.

Alasan Operasi

Turki meluncurkan Operation Peace Spring (Operasi Musim Semi Perdamaian), yang ketiga dari serangkaian operasi anti-teror lintas-perbatasan di Suriah utara. Operasi menargetkan para teroris yang berafiliasi dengan Daesh dan kelompok pemberontak Partai Pekerja Kurdi (PKK) cabang Suriah, serta Unit Perlindungan Rakyat (People's Protection Units/YPG), pada 9 Oktober pukul 04.00 malam.

Operasi itu dilakukan sebagai hak negara itu bela diri berdasarkan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB. Tujuannya untuk membangun zona aman bebas-teror bagi warga Suriah yang kembali di daerah timur Sungai Efrat yang sebelumnya dikuasai Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat, dan yang didominasi oleh YPG.

Menurut Turki, PKK, yang masuk daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa, telah melakukan serangan teror terhadap Turki selama lebih dari 30 tahun. Menurut Daily Sabah, serangannya mengakibatkan kematian hampir 40.000 orang, termasuk perempuan, anak-anak dan bayi.

Turki telah lama memprotes adanya ancaman teroris dari sebelah timur Eufrat di Suriah utara, dan bertekad melakukan aksi militer untuk mencegah pembentukan "koridor teroris" di sana.

Sejak 2016, dua operasi, “Euphrates Shield” dan “Olive Branch,” oleh militerTurki di Suriah barat laut dilakukan untuk membebaskan wilayah itu dari teroris YPG / PKK dan Daesh yang memungkinkan hampir 400.000 warga Suriah yang melarikan diri dari kekerasan untuk kembali ke rumah mereka.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home