Loading...
DUNIA
Penulis: Ardy Pradana Putra 12:50 WIB | Kamis, 23 Oktober 2014

Serangan di Kanada, Sistem Pertahanan Udara AS Siaga

Ilustrasi ruang kerja Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (North American Aerospace Defense Command/NORAD). NORAD hari Rabu (22/10) memberlakukan kondisi siaga sebagai antisipasi serangan terorisme, menyusul insiden penembakan di Kanada. (Foto : dailymail.co.uk)

OTTAWA, SATUHARAPAN.COM - Sistem pertahanan udara Amerika Serikat (AS) dan Kanada hari Rabu (22/10) dalam kondisi siaga setelah terjadi penembakan di Parlemen Kanada. Kondisi siaga diberlakukan sebagai antisipasi serangan terorisme, kata sumber pejabat Kanada

Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Ottawa, Kanada juga dilaporkan ditutup.

Seorang pejabat pertahanan AS yang tak mau disebut namanya mengatakan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (North American Aerospace Defense Command/NORAD) telah mengambil langkah yang tepat dan bijaksana untuk merespons insiden penembakan di Parlemen Kanada.

Langkah itu diambil setelah seorang laki-laki bersenjata melepaskan tembakan acak di sekitar Parlemen Kanada. Laki-laki itu ditembak mati oleh polisi Kanada setelah tembakannya membunuh seorang tentara Kanada yang berjaga di tugu peringatan perang di dekat Parlemen Kanada.

Juru Bicara NORAD Kapten Jeff Davis menolak memberikan detail langkah-langkah yang diambil oleh NORAD. Deputi Juru Bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf memastikan Kedubes AS di ibu kota Ottawa, Kanada telah ditutup dan semua staf diplomatik dievakuasi ke tempat yang aman.

Presiden AS Barack Obama telah menelepon Perdana Menteri Kanada Stephen Harper membicarakan insiden itu, sementara Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah memberikan pengarahan di pesawat yang menuju AS, setelah melakukan kunjungan di Jerman.

“Kami menyampaikan rasa berdukacita terhadap keluarga korban penembakan di Parlemen Kanada,” kata Harf.

Insiden penembakan di Kanada meningkatkan kekhawatirkan serangan lanjutan oleh ekstremis. “Tidak ada upaya pembajakan pesawat atau ancaman terhadap penerbangan sipil saat ini,” kata Juru Bicara NORAD Davis.

Pejabat intelijen AS menolak berkomentar apakah insiden penembakan di Ottawa terkait dengan kelompok ekstremis Islam.

NORAD dibentuk pada masa perang dingin, merupakan gabungan komando militer AS dan Kanada yang dirancang untuk menjaga ruang udara kedua negara itu.  Saat terjadi serangan 11 September 2001, NORAD melarang semua pesawat sipil memasuki ruang udara AS. (alarabiya.net)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home