Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 04:24 WIB | Minggu, 25 Desember 2016

Serangan Granat dan Topan Ganggu Perayaan Natal di Filipine

Sekitar satu juta ewarga harus dievakuasi karena kemungkinan dampak topan Nock-Ten
Topan Nock-Ten atau Nina yang mendekati daratan Filipine dan kemungkinan sampai pada hari Minggu (25/12) pada hari Natal. Diperkirakan satu juta warga harus dievakuasi. (Foto: screenshoot)

MANILA, SATUHARAPAN.COM - Enam belas orang terluka akibat ledakan granat di sebuah gereja Katolik sdalam misa malam Natal di Mindanao, pulau di wilayah selatan Filipine yang bergolak, seorang imam dan polisi, hari Sabtu (24/12).

Sementara itu, di wilayah lain Filipine,  pemerintah tengah sibuk menyiapkan evakuasi hingga satu juta warga yang kemungkinan terdampak badai Nock-Ten yang akan mendarat pada hari Minggu (25/12) sore.

Perayaan Natal tahun ini, di sejumlah negara diwarnai oleh ancaman serangan bom yang dilakukan oleh kelompok radikal. Di negara-negara Asia Tenggara pasukan keamanan meningkatkan kewaspadaan menjelang Natal dan Tahun Baru. Polisi di Australia dan Indonesia telah menggagalkan rencana serangan bom dan pasukan keamanan Malaysia menangkap tersangka militan radikal.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Mindanao, namun diduga dilakukan kelompok gerilyawan Muslim dan ekstremis Islam yang dikenal aktif di provinsi itu, di mana telah terjadi ledakan oleh mereka di masa lalu.

Bernardo Tayong, kepala polisi di kota Midsayap, mengatakan bahwa sebagian besar korban terluka adalah jemaat yang berada di luar gereja St Nino, di kota Midsayap, Cotabato Utara. Pastor Jay Virador mengatakan ledakan menyebabkan jemaat melarikan diri.

"Tidak ada doa penutup, karena ada keributan," kata Virador, seorang jemaat, seperti dikutip Reuters. "Orang-orang buru-buru meninggalkan Gereja."

Seorang polisi terluka karena dia berdiri di dekat mobil patroli di mana granat meledak, sekitar 30 meter dari pintu masuk gereja, kata Tayong.

Tayong mengatakan bahwa ahli bom masih di lokasi. Ada laporan bahwa granat lain atau bom rakitan juga tersisa di daerah itu.

AS kedutaan di Manila mengatakan warganya telah diperingatkan agar tidak bepergian ke pulau-pulau di selatan, karena ada ancaman penculikan dan pemboman.

Pada bulan September, 14 orang tewas dan 70 luka-luka ketika sebuah bom rakitan meledak di sebuah pasar yang ramai di Davao City, kota kelahiran Presiden Rodrigo Duterte. Sembilan orang, yang terkait dengan kelompok militan yang berafiliasi kelompok ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) telah ditangkap atas serangan tersebut.

Topan Nock-Ten

Sementara itu, pejabat Filipine berencana mengevakuasi lebih dari satu juta orang di jalur topan Nock-Ten atau Nina (nama setempat) dalam setidaknya satu provinsi di wilayah Bicol di mana topan itu akan sampai di darat pada hari Minggu, (25/12) bertepatan dengan hari Natal.

Gubernur Albay,  Al Francis Bichara, mengatakan evakuasi wajib terhadap 207.774 keluarga, atau lebih dari satu juta orang, dari desa-desa yang rawan banjir, tanah longsor, aliran lumpur / lahar akibat badai pada hari Minggu.

Menurut kantor penanggulangan bencana provinsi yang dikutip media setempat, Daily Iquirer, ada 1.616 desa yang warganya haruys dievakuasi.

Data dari Dewan Manajemen Pencegahan Risiko Bencana (PDRRMC) menunjukkan ada sekitar 59.790 keluarga yang tinggal di desa-desa di dataran rendah, 21.294 keluarga di daerah rawan longsor, 34.631 keluarga di daerah di jalur lahar mengalir dari gunung berapi Mayon, dan 29.087 keluarga di pesisir rentan terhadap badai.

Badai itu diperkirakan menyebabkan kecepatan angin hingga 175 kilometer per jam dan hembusannya hingga 215 kilometer per jam. Topan Nina meluncur ke arah Bicol sekitar pukul 16:00 pada hari Sabtu. Itu terletak sekitar 390 kilometer sebelah timur dari Catanduanes, di mana topan diperkirakan akan mendarat pada hari Minggu sore atau malam hari.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home