Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 20:22 WIB | Senin, 30 Maret 2015

Setara: 7,2 Persen Siswa SMU Setuju Paham ISIS

Direktur Riset Setara Institute Ismail Hasani. (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Setara Insitute, lembaga pemerhati masalah demokrasi dan perdamaian menilai bahwa radikalisme di Indonesia telah menyebar di berbagai kalangan termasuk di remaja. Berdasar survei Setara, paham radikalisme sudah merambah siswa SMU termasuk paham Islamic State Irak dan Suriah (ISIS).  

Direktur Riset Setara Institute Ismail Hasani menjelaskan bahwa hasil survei yang dilakukan menunjukan 7,2 persen siswa SMU setuju dengan paham ISIS.             

“684 responden dari 171 SMU Negeri di Jakarta dan Bandung menunjukkan bahwa sebanyak 49 siswa ini berarti 7,2 persen atau satu dari 14 siswa setuju dengan gerakan ISIS," kata Ismail Hasani di kantor Setara di Jalan Danau Gelinggang, Jakarta Pusat, Senin (30/3).

Sementara menurut dia, dari seluruh siswa yang menjadi responden, 75 persen pernah mendengar atau tahu tentang keberadaan gerakan ISIS.

Dari 75,3 persen atau 515 responden, masing-masing memiliki kesan berbeda-beda tentang ISIS. Sebanyak 36,2 persen berpendapat ISIS adalah kelompok teror yang sadis. Sejalan dengan kesan pertama, terdapat 30,6 persen responden menganggap ISIS sebagai pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama. Hanya 16,9 persen mengatakan bahwa ISIS adalah perjuangan mendirikan negara Islam dunia (khilafah Islam di dunia). Sisanya mengatakan ISIS adalah anti negara-negara barat 4,5 persen.

Dikatakan Ismail hasil survei ini tidak berarti ketertarikan siswa terhadap ISIS. Namun demikian angka ini juga merupakan peringatan serius bagi Indonesia.

Selain itu, kata Ismail responden juga ditanya terkait adanya gagasan mengganti Pancasila dengan dasar agama. sebanyak 85, persen (58 siswa) menyatakan setuju jika Pancasila diganti dengan dasar agama, sedangkan sebagian besar 69,3 persen menyatakan kebalikannya, tidak setuju.

“Para siswa yang melarang pendirian rumah ibadah 11,3 persen, menggunakan kekerasan dalam memperjuangkan keyakinannya 7,3 persen, setuju mengganti Pancasila sebagai besar negara 8,1 persen dan setuju menyebarkan kebencian terhadap kelompok agama atau aliran lain 4,2 persen,” kata dia.

Dengan demikian, kata Ismail sekalipun dukungan terhadap aspek-aspek diatas terbilang kecil, tetapi persentasenya dukungan tersebut harus mendapat penyikapan serius dari semua pihak.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home