Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 01:19 WIB | Kamis, 27 Oktober 2016

Setelah Mosul, Koalisi Segera Serang ISIS di Raqqa, Suriah

Pertemuan Menteri Pertahanan anggota NATO di Brussels, Belgia, Rabu (26/10). Foto: dari NATO)

BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM - Serangan terhadap kubu kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS / ISIS) di kota Raqqa, Suriah akan dimulai dalam beberapa pekan ke depan kata pejabat tinggi pertahanan Amerika Serikat dan Inggris hari Rabu (26/10).

Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, dan Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, menyampaikan perkiraan bahwa sekitar 10 hari kedepan serangan Irak yang didukung AS di Mosul, akan mengakhiri kontrol ISIS atas kota Irak itu.

"Ini akan terjadi dalam beberapa pekan, tidak banyak," kata Carter kepada  wartawan pada para pertemuan menteri pertahanan NATO selama dua hari di Brussels, seperti dilaporkan AFP.

Selama kunjungan pada hari Minggu di wilayah otonomi Irak, Kurdistan, untuk meninjau  serangan Mosul, Carter mengatakan operasi untuk mengisolasi ISIS di Raqqa harus dimulai bersamaan dengan serangan terhadap benteng mereka di Irak.

Dalam pertemuan itu, Fallon mengatakan, "Kami berharap operasi serupa akan mulai menuju Raqqa dalam beberapa pekan ke depan."

Amerika Serikat memimpin 60 negara dalam koalisi militer melawan ISIS koalisi, dan memberi dukungan utama untuk serangan militer Irak yang dimulai pekan lalu.

Kehilangan kubu di Mosul, tempat di mana pemimpin ISIS menyatakan diri  sebagai "khalifah,"  akan menjadikan Raqqa di Suriah sebagai kota besar terakhir yang masih di bawah kontrol kelompok itu.

Carter mengatakan, ide operasi militer simultan terhadap Mosul dan Raqa "telah menjadi bagian dari rencana kami selama beberapa waktu."

Pada hari Rabu, Carter mengatakan AS kemungkinan akan bekerja dengan Turki, sekutu NATO, untuk merebut kembali Raqqa. Dia mengatakan itu ketika ditanya tentang ketegangan antara Baghdad dan Ankara atas perannya dalam serangan di Mosul.

"Kami sudah bekerja secara ekstensif dengan militer Turki di Suriah" dan ini telah memberi hasil "signifikan," termasuk merebut "kota yang sangat penting," Dabiq.

Posisi pasukan Turki di Irak utara dan desakan bahwa Turki memiliki peran dalam serangan ke Mosul telah menyebabkan perselisihan tajam dengan pemerintah Irak. Hal itu membuat repot Washington yang mencoba menjaga hubungan oada  kedua sekutunya.

Irak pada hari Senin (24/10) menegaskan bahwa Turki tidak berpartisipasi dalam serangan Mosul, dan menolak klaim Turki itu.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home