Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 19:57 WIB | Sabtu, 19 April 2014

Sha Ine Febriyanti Tampilkan Monolog Cut Nyak Dien

Sha Ine Febriyanti dalam Dramatique Reading: Cut Nyak Dien. (Foto: Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sha Ine Febriyanti menghidupkan kembali karakter Cut Nyak Dien dengan menampilkan ‘Dramatique Reading: Cut Nyak Dien’ di Auditorium Galeri Indonesia Kaya Jakarta pekan lalu.

Dia menghidupkan kembali karakter Cut Nyak Dien melalui Dramatique Reading: Cut Nyak Dien berdurasi 40 menit ini. Tokoh Cut Nyak Dien dikenal dan dikenang luas karena semua jasanya dalam melawan penjajah Belanda sehingga Pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional.

Sha Ine Febriyanti membuka kisah ini Cut Nyak Dien saat pengasingannya di Sumedang. Karakter Cut Nyak Dien yang dipentaskannya bukan sebagai pahlawan perang yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tetapi ingin menunjukkan karakter Cut Nyak Dien sebagai perempuan yang kuat dengan sifat-sifat keperempuanannya.

“Di sini saya menampilkan sisi keperempuanan Cut Nyak Dien. Dia sebagai ibu, istri yang bisa menenangkan suaminya. Ketika kehilangan suami dia juga sedih,” kata Sha Ine Febriyanti.

Sha Ine Febriyanti memulai kariernya dengan menjadi model dan bintang sinetron. Dia kemudian menyusuri dunia seni peran Indonesia sebagai aktris serta sutradara dan penulis. Dia juga membintangi beberapa film seperti Beth dan Laksamana Keumalahayati. Sebagai sutradara, dia pun menyutradarai dan menulis skenario film’ Tuhan Pada Jam 10 Malam’ dan ‘Selamat Siang Risa’. Juga menggarap beberapa film dokumenter.

Pada tahun 2012 ia mendapatkan beasiswa Asian Film Academy Busan di Korea Selatan bersama 23 sineas berbakat lainnya dari seluruh Asia. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home