Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 10:40 WIB | Jumat, 27 November 2015

Sidney Jones: ISIS Tidak Tertarik Buka Cabang di Indonesia

Ilustrasi. Sidney Jones saat memaparkan kajiannya di depan para tamu undangan tentang pergerakan teror ISIS di Indonesia yang dikatakan masih terbilang aman bila dibandingkan dengan negara Amerika Serikat. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Lembaga Analisis Kebijakan Konflik (IPAC) Sidney Jones berpendapat bahwa kelompok bersenjata ISIS tidak menilai Asia Tenggara, apalagi Indonesia, sebagai kawasan strategis dalam memperluas jaringan atau melancarkan serangan.

Jones mengatakan hal tersebut setelah menghadiri diskusi bertema "Radikalisasi dan Deradikalisasi" di Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut, Jakarta, Kamis (26/11).

"Menurut saya, tidak akan ada gerakan, yang diperintahkan IS pusat, untuk Indonesia karena mereka terlalu fokus dengan yang terjadi di Timur Tengah. Kalau pun di luar Timur Tengah, Eropa pasti lebih menarik bagi mereka daripada Asia Tenggara," kata Jones.

Meskipun belakangan banyak dugaan berkembang tentang rencana pembentukan cabang IS secara resmi di Indonesia, ia mengatakan warga Indonesia tidak perlu khawatir, karena soal tersebut belum bisa dibuktikan.

Terkait Santoso, tersangka teroris sekian lama bersarang di Poso dan menyebut diri ketua tentara IS di Indonesia, Jones mengatakan pria itu hanya menggunakan IS sebagai "tunggangan" untuk membesarkan namanya.

"Siapa saja bisa bilang begitu. Dia punya anak buah di Suriah dan pernah membuka komunikasi dengan IS melalui media. Meskipun belum pernah bertatap muka, dia menyatakan seolah-olah diakui secara tidak resmi sebagai perwakilan IS di Indonesia," kata mantan Direktur Asia Human Right Watch itu.

Meskipun tidak mampu menyebutkan jumlah pasti, Jones memperkirakan ratusan orang sudah menerima ideologi ISIS di Indonesia melalui jaringan kelompok keras, yang bergerak di beberapa daerah, seperti, Bima, Solo, Lampung, dan Bekasi.

Pengaruh ISIS di Indonesia juga dibuktikan dengan keberadaan akun Twitter, yang menyebarkan propaganda ISIS, di media gaul dalam bahasa Indonesia.

"Saya kira, ISIS suka memakai sumber daya setempat untuk melakukan propaganda. Oleh karena itu, warga Indonesia harus melawan dengan cara serupa. Pemerintah bisa menggalang pencegahan radikalisasi dan terorisme, tapi tentu saja butuh kesertaan seluruh unsur masyarakat," kata Jones.

Beberapa waktu yang lalu, pasca tragedi serangan di Paris, kelompok peretas Anonymous, mengungkap rencana penyerangan ISIS ke Indonesia yaitu ke komunitas Al-Jihad yang berada di Karawang dan komunitas pengajian online One Day One Juz.

Selain Indonesia, ISIS juga menargetkan penyerangan ke Amerika Serikat, Italia dan Lebanon.

“Tujuan kami beberkan rencana ISIS agar semua orang bersiap siaga dan mereka (ISIS) membatalkan rencana,” kata peretas Anonymous seperti yang dilansir dari IBTimes, hari Sabtu (21/11).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home