Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:54 WIB | Sabtu, 01 Februari 2020

Singapura Larang Semua Pengunjung dari China

Para pengunjung mengenakan masker di bandara internasional Changi, Singapura, 30 Januari 2020. (Foto: voaindonesia.com)

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Singapura, akan melarang semua pengunjung dari China, dan menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memperketat kontrol perbatasannya untuk mencegah penyebaran virus corona.

Kementerian kesehatan negara itu menyatakan mulai Sabtu (1/2), seluruh pengunjung dari China serta orang-orang asing yang baru mengunjungi China dalam dua pekan ini, tidak akan diizinkan memasuki atau transit melalui Singapura. Disebutkan pula bahwa visa kunjungan jangka pendek dan visa multikunjungan yang semula dikeluarkan bagi para pemegang paspor China akan ditangguhkan.

Warga Singapura yang pernah ke China akan diizinkan kembali tetapi harus masuk karantina selama 14 hari.

Singapura sebelumnya melarang pelancong China dari provinsi Hubei, pusat wabah virus corona. Kementerian kesehatan menyatakan langkah yagn lebih luas ini diperlukan karena virusnya juga telah menyebar.

Lebih dari 3 juta turis China setiap tahun mendatangi Singapura, sebagai tempat wisata dan belanja populer.

Pemerintah Singapura, sebelumnya menyatakan berupaya melacak sedikitnya 2.000 pengunjung dari Hubei, yang tiba bulan ini setelah negara itu melaporkan 13 kasus, semuanya pengunjung dari Wuhan.

Thailand Kukuhkan Lima Kasus Lagi

Sementara itu, otoritas Thailand telah mengukuhkan lima kasus virus corona baru, dan menyatakan salah seorang di antaranya adalah seorang supir taksi, orang pertama di negara itu yang jatuh sakit karena penularan dari manusia ke manusia.

Kasus-kasus baru yang dilaporkan hari Jumat (30/1) itu, membuat seluruhnya ada 19 kasus di Thailand. Semuanya adalah pengunjung China atau orang-orang yang sebelumnya berkunjung ke Wuhan, pusat penyebaran wabah virus corona baru.

Thailand adalah tujuan wisata utama bagi para turis dari China. Lebih dari 10 juta warga China mengunjungi Thailand setiap tahun.

Penyebaran lokal penyakit itu semakin mengkhawatirkan, karena ini menunjukkan virus dapat menyebar dengan lebih mudah, dan membuatnya semakin sulit ditanggulangi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan alasan tersebut sewaktu menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global pada Kamis (30/1).

Jerman Desak Warga Tunda ke China

Sementara itu, kementerian luar negeri Jerman mendesak warga negaranya agar menunda kunjungan yang tidak penting ke China, dan secara eksplisit melarang kunjungan ke provinsi Hubei.

Para pejabat menyatakan Berlin berencana mengirim satu jet militer untuk menjemput puluhan warga Jerman dari Wuhan, Sabtu (31/1). Mereka akan diterbangkan ke Frankfurt dan dikarantina selama 14 hari.

Sejauh ini, Jerman telah mengukuhkan lima kasus virus corona. Kelimanya adalah pegawai pemasok suku cadang mobil Jerman Webasto, yang mengadakan kontak dengan seorang pegawai yang bertamu dan baru saja kembali dari Shanghai.

Mahasiswa Ethiopia di Wuhan Minta Dipulangkan

Kekhawatiran kian berkembang di antara ribuan mahasiswa Afrika yang terperangkap di Wuhan, kota pusat penyebaran wabah virus corona yang kini ditutup oleh pemerintah China.

Perhimpunan mahasiswa Ethiopia mengemukakan dalam pernyataan yang dirilis hari Jumat (31/1) bahwa para mahasiswa itu meminta “dipulangkan kembali ke Ethiopia secepat mungkin.”

Sekitar 300 mahasiswa Ethiopia di Wuhan, telah mengajukan permintaan kepada wakil-wakil kedutaannya, yang berkomunikasi dengan para pejabat China mengenai kekhawatiran yang kian besar terkait kurangnya bahan makanan.

Menurut pernyataan tersebut, para mahasiswa “terkejut” oleh wabah itu tetapi “untungnya tidak satupun warga negara Ethiopia yang terimbas.”

Mahasiswa dari Kenya, Kamerun dan berbagai tempat lainnya menyatakan, kekhawatiran serupa sementara negara-negara kaya mulai mengevakuasi sebagian warga negara mereka. (voaindonesia.com)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home