Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 12:36 WIB | Sabtu, 20 Desember 2014

Sony Cari Jalan untuk Rilis The Interview

Poster Film The Interview. (Foto: huffingtonpost)

LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM – Sony Pictures mengatakan akan mencari jalan lain untuk merilis film The Interview setelah membatalkan pemutaran perdana akibat serangan siber yang ditengarai dilakukan Korea Utara.

Pembatalan pemutaran The Interview dilakukan setelah sejumlah bioskop menolak menayangkannya karena takut ancaman para peretas.

Namun, Sony kini tengah menjajaki beragam alternatif sehingga film tersebut dapat dirilis dalam bentuk yang berbeda.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan Sony membuat kesalahan dengan memilih tidak merilis The Interview.

“Rakyat Amerika tidak mengubah pola perilaku mereka karena adanya kemungkinan serangan teroris. Itulah jati diri kita, dan itulah jati diri Amerika,” kata Obama.

Obama mengaku akan merespons serangan siber terhadap Sony Pictures tanpa memperinci respons yang akan diberikan.

Menanggapi komentar Obama, Direktur Utama Sony Pictures, Michael Lynton mengatakan kepada CNN mereka tidak membuat kesalahan perihal penarikan film.

“Bisa kami perjelas, satu-satunya hal yang membuat kami memutuskan tidak merilis film tersebut pada Hari Natal di bioskop-bioskop ialah setelah para pemilik bioskop menolak menayangkannya,” katanya.

“Tanpa bioskop-bioskop, kami tidak bisa merilisnya pada Hari Natal. Kami tidak punya pilihan lain. Namun, kami masih berharap bahwa siapapun yang ingin menyaksikan film ini memiliki kesempatan untuk melakukannya,” lanjut Lynton.

Sebelumnya, serangan siber telah melumpuhkan sistem komputer Sony serta membocorkan film-film yang akan dirilis Sony dan data pribadi para pegawainya di internet.

Kelompok peretas mengimbau orang-orang yang tinggal di dekat bioskop untuk menjaga jarak.

Sementara itu, wakil komisaris intelijen dan pemberantasan terorisme, John Miller, Kepolisian New York atau NYPD saat ini berencana menjaga lokasi teater tersebut dengan menambah petugas keamanan untuk keadaan darurat.

Miller mengatakan ia telah berkoordinasi dengan biro intelijen federal (FBI).

"Kami akan terus mengevaluasi ancaman ini. Sebenarnya belum jelas apakah ancaman mereka ini adalah serangan siber atau fisik," kata Miller. Lalu badan intelijen Amerika Serikat CIA mempekerjakan kedua wartawan itu untuk membunuh Kim Jong-un. (bbc.co.uk)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home