Loading...
INSPIRASI
Penulis: Philip Ayus 01:00 WIB | Rabu, 26 Oktober 2016

Sportivitas Pilkada

Jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Sportivitas merupakan semboyan utama dalam setiap pertandingan olah raga, termasuk sepak bola. Sikap sportif sangat dijunjung tinggi, sehingga pemain yang melakukan kecurangan akan menerima sanksi dan bahkan didiskualifikasi serta dicabut gelar juaranya.

Di cabang sepak bola, kecurangan bisa beraneka macam, mulai dari menggunakan obat-obatan yang dilarang, sengaja menyakiti pemain lawan, hingga berpura-pura jatuh di area gawang lawan demi mendapatkan tendangan penalti. Meskipun semua pemain telah memahami aturan-aturan dasar permainan, itu bukanlah jaminan bahwa mereka akan mematuhinya seratus persen. Keinginan untuk mengalahkan lawan dan memenangkan pertandingan biasanya menjadi alasan di balik kecurangan yang dilakukan.

Pertandingan atau kompetisi merupakan keniscayaan dalam kehidupan. Artinya, tidak ada seorang pun yang tidak pernah mengalami suasana kompetisi di dalam hidupnya. Mulai dari hal-hal yang sederhana seperti lomba tujuh belasan hingga ”kompetisi” untuk mencapai posisi tertentu di tempat kerja.

Ketika ambisi telah menguasai hati, maka akal sehat akan dikesampingkan, dan segala cara yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan pun dihalalkan. Kecurangan dan pelanggaran aturan dianggap biasa, karena gelar juara dianggap lebih penting ketimbang sportivitas. Padahal, justru di dalam semangat untuk bermain secara jujur dan sesuai aturan itulah, kemanusiaan mendapatkan tempat semestinya. Jika tidak, kita hanya akan menjadi serigala bagi sesame—Homo homini lupus.

Dalam ingar-bingar Pilkada, khususnya Pilkada DKI, kompetisi terasa begitu hangat, bahkan makin panas. Berbagai upaya dari masing-masing tim sukses untuk memenangkan pertandingan pun telah jauh-jauh hari dilakukan, bahkan sebelum KPUD mengumumkan siapa saja pasangan yang berhak berlaga.

Tentu, tidak ada pendukung ataupun tim sukses yang menginginkan jagoan mereka tersingkir. Semua menginginkan kemenangan. Akan tetapi, sebelum (semakin) terlambat, ada baiknya kita memastikan, bahwa kemanusiaan kita tetap berada di tempat utama. Jangan biarkan ambisi untuk memenangkan salah satu pasangan membuat kita kehilangan sportivitas, kehilangan kemanusiaan, dan menjadi pemangsa ganas, yang siap menerkam siapa saja.

Selamat bertanding bagi para pasangan calon kepala daerah dan tim sukses beserta pendukungnya! Semoga sportivitas dan kemanusiaan kita tetap terjaga dalam sengitnya kompetisi ke depan. Agaknya, nasihat berusia ribuan tahun ini relevan bagi kita: ”Jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.”

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home