Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:49 WIB | Jumat, 31 Januari 2020

Srigading yang Harum dan Berkhasiat

Srigading (Nyctanthes arbor-tristis, L.). (Foto: steemit.com)

SATUHARAPAN.COM – Srigading (Nyctanthes arbor-tristis), menurut Wikipedia, adalah spesies tanaman hias berbunga yang berasal dari Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk ke dalam marga (genus) Nyctanthes.

Pohon kecil atau semak ini biasa ditanam di pekarangan rumah. Tumbuhan ini tidak indah, namun ditanam karena harum bunganya yang menyeruak di malam hari. Bunganya kecil, namun sangat wangi. Mekar ketika matahari tenggelam dan layu setelah matahari terbit. Mahkota bunganya berjumlah 5-8. Dengan warna jingga cerah di tengahnya

Tanaman srigading tersebar luas di daerah Jawa, khususnya Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Lantaran tanaman hias ini berkhasiat, srigading banyak ditanam di pekarangan rumah.  Pemerintah Kabupaten Pemalang menjadikan bunga ini sebagai flora identitas daerahnya.

Tim peneliti dari Divisi Biokimia, Lembaga Penelitian Obat Pusat, Lucknow, India, dalam penelitian yang berjudul “Aktivitas Imunostimulan Nyctanthes arbor-tristis L.” yang dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov, mengatakan srigading banyak digunakan dalam sistem pengobatan tradisional India. Biji, bunga, dan daun, mengandung bahan-bahan pemicu imunitas, pelindung hati, anticacing, antivirus, dan antijamur.

Pemerian Botani Srigading

Srigading, mengutip unair.ac.id, tersebar luas di seluruh dunia yang beriklim panas. Tanaman ini tumbuh liar di semak-semak atau pinggir hutan, namun sering ditanam sebagai tanaman hias dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 500 meter di atas permukaan air laut (m dpl).

Batang srigading lunak dengan permukaan kasar, agak bergabus. Daun tersusun berselang-seling, tunggal, dengan bentuk bundar telur, ujung meruncing, permukaannya kasar, bertepi rata, kadang-kadang beringgit.

Bunganya harum, dengan mahkota bunga lima hingga delapan, berwarna putih, tetapi di bagian tengahnya jingga cerah, tersusun secara berkelompok. Buahnya bertipe kendaga bundar berbentuk hati, pipih, dengan diameter 2 cm, dengan dua ruang, masing-masing berisi satu biji.

Srigading, menurut Wikipedia, memiliki nama ilmiah Nyctanthes arbor-tristis, L. Tanaman ini juga dikenal dengan nama lokal sarigading, kembang pengantin, daun karangan (Jawa), coral jasmine, sorrowful tree, queen of the night (Inggris), harsinghar, patijataka (India/Pakistan).

Sebagai tanaman asli Asia bagian selatan, srigading banyak tumbuh di Nepal, Pakistan, India, dan Thailand.

Menurut legenda, srigading juga masuk dalam mitologi India dalam kisah kehidupan Krishna.

Selain sebagai tanaman hias pekarangan, srigading ditanam di pekuburan di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pengharum lingkungan, mendampingi kamboja.

Bunganya dapat menghasilkan warna kuning yang sulit dihilangkan, sehingga dijadikan sumber pewarna kuning. Selain itu, bunga yang kering kadang-kadang dicampurkan pada seduhan teh sebagai pengharum. Baunya seperti campuran madu dan jeruk.

Manfaat Herbal Tanaman Srigading

Tanaman srigading, mengutip dari usd.ac.id, merupakan salah satu tanaman yang dikembangkan sebagai obat tradisional. Srigading sering digunakan masyarakat untuk mengobati batuk, wasir, encok, eksema, demam, demam nifas (demam setelah bersalin), perawatan setelah bersalin, rematik, ruam kulit, kusta, dan cacingan pada anak .

Menurut Wikipedia, biji, bunga, dan daun mengandung bahan-bahan pemicu imunitas, pelindung hati, anticacing, antivirus dan antijamur. Daunnya mengutip dari unair.ac.id, mengandung  tanin, metil salisilat, resin, niktantin, dan gula. Bagian bunga mengandung minyak asiri dan zat warna merah yang disebut niktantin. Daunnya dipakai dalam pengobatan Ayurveda.

Eunike Sandjaja dari Program Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, meneliti efek analgesik infusa bunga srigading pada mencit putih betina. Ia ingin mengetahui efek analgesik dari infusa bunga srigading terhadap mencit putih. Hasil penelitian menunjukkan infusa bunga srigading memiliki efek analgesik tehadap mencit putih betina

Tim peneliti dari Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung, meneliti “Uji Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Metanol Daun Srigading”. Senyawa  sitotoksik adalah suatu senyawa atau zat yang dapat menghambat pertumbuhan sel tumor malignan. 

Penelitian itu dilaukan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik  dari ekstrak metanol daun srigading. Prinsip penggunaan bahan alam agar dapat digunakan sebagai antikanker, yaitu memiliki  aktifitas sitotoksik.

Senyawa sitotoksik merupakan suatu senyawa yang dapat merusak sel normal dan sel kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel tumor malignan. Salah satu  bahan alam yang memiliki potensi sebagai antikanker adalah tanaman srigading.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etanol batang dan  daun srigading mengandung senyawa kimia, yaitu glikosida,  flavonoid, senyawa fenolik, tanin, terpenoid, saponin, dan  alkaloid. Penelitian tersebut juga melakukan pengujian aktivitas  sitotoksik dari ekstrak etanol srigading dan memberikan hasil yang baik dalam aktivitas sitotoksik terhadap larva udang.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, ekstrak metanol dan fraksi alkaloid daun srigading terbukti memiliki aktivitas sitotoksik yang ditunjukkan dengan nilai LC50<1000 ppm, yaitu ekstrak 57,4815 ppm, dan berpotensi sebagai antikanker. Maka, diharapkan dapat diteliti lebih lanjut mengenai  aktivitasnya terhadap sel kanker dengan metode yang lebih spesifik terhadap kanker, yaitu metode kultur sel kanker.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home