Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:42 WIB | Jumat, 20 Januari 2017

Suku Dayak Kalteng Minta FPI Dibubarkan

Ilustrasi. Sejumlah anggota Ormas, LSM dan Komunitas Kesundaan berunjuk rasa di depan di depan Kantor Dprd Prop Jabar, Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/1). Dalam aksinya mereka mengeluarkan petisi yang menuntut pembubaran FPI dan mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengedepankan kebinekaan dan menjaga keutuhan NKRI. (Foto: Antara)

PALANGKA RAYA, SATUHARAPAN.COM - Ratusan warga Suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) melakukan aksi turun ke jalan meminta agar front pembela Islam (FPI) segera dibubarkan karena dianggap menimbulkan perpecahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Apabila dalam waktu satu bulan Pemerintah tidak juga membubarkan FPI maka masyarakat suku Dayak akan kembali turun ke jalan dengan massa lebih besar, kata koordinator aksi Bachtiar Effendi di sela-sela aksi di Bundaran Besar kota Palangka Raya, hari Jumat (20/1).

"Permintaan membubarkan ini juga tindaklanjut sikap Suku Dayak tiga tahun silam yang menolak FPI datang dan terbentuk di provinsi ini. Kita melihat FPI tidak berubah, justru semakin radikal," kata Bachtiar Effendi.

Menurut ratusan warga suku dayak dari berbagai organisasi yang tergabung di Forum Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Tengah (FMAD-KT) ini, FPI sudah berkali-kali menimbulkan keonaran dan perpecahan di masyarakat.

Bachtiar yang juga Ketua FMAD-KT mengatakan jika dibiarkan dan tidak segera dibubarkan, dikhawatirkan akan menimbulkan perpecahan antar masyarakat. Sebab, sekarang ini banyak warga mulai "gerah" bahkan marah dengan berbagai keonaran yang dilakukan FPI.

"Fakta membuktikan bahwa FPI telah menimbulkan keonarang. Penolakan kami tiga tahun silam terhadap kedatangan dan dibentuknya FPI di Kalteng bukan menjadi pelajaran, malah semakin membuat keonarang. FPI harus dibubarkan," tegasnya.

Selain meminta FPI dibubarkan, masyarakat suku Dayak Kalteng menyatakan siap berada di garda terdepat membantu Pemerintah membubarkan organisasi radikal lainnya yang memicu keonaran bahkan mengarah pada perpecahan bangsa.

Bachtiar mengatakan masyarakat suku Dayak maupun suku lain di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" ini telah sepakat dan tegas menolak paham radikalisme tumbuh di Indonesia, khususnya Kalteng.

"Kami juga menolak berbagai macam tindakan intoleran dan menjunjung tinggi falsafah hidup damai dalam Huma Betang. Sikap ini jelas dan tanpa kompromi. NKRI harga mati bagi masyarakat suku dayak Kalteng," demikian Bachtiar. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home