Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 11:11 WIB | Jumat, 24 Oktober 2014

Sundari Soekotjo: Jam Terbang Pengaruhi Cengkok Keroncong

Soendari Soekotjo saat menjadi bintang tamu dalam acara Pekan Komponis Indonesia 2014 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Kamis (23/10) malam. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Penyanyi keroncong senior Sundari Soekotjo mengaku cukup kesulitan melantunkan lagu berirama keroncong ketika ia masih belajar bersama mendiang ayahnya, Soekotjo Ronodihardjo. Menurutnya, dibutuhkan penghayatan dan jam terbang yang tinggi agar menimbulkan cengkok yang pas.

Sundari mengemukakan hal itu saat menjadi bintang tamu dalam Pekan Komponis Indonesia 2014 bertajuk “Keroncong Riwayatmu Kini” yang digelar oleh Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Kamis (23/10) malam.  

Saat masih remaja, Sundari butuh waktu dua tahun untuk sekadar bisa menyanyikan lagu keroncong.

“Itu pun dua tahun dianggap belum menjiwai lagu keroncong,” kata Sundari.

Menurutnya, jika penyanyi dapat menjiwai lagu dengan baik, cengkok keroncong akan timbul dengan sendirinya.

“Jam terbanglah yang menentukan cara kita menjiwai lagu keroncong agar muncul cengkok yang pas. Tidak boleh berhenti berlatih sampai menjiwai (lagu) dengan baik,” Sundari menambahkan.

Keroncong, Riwayatmu Kini

Sepaham dengan tajuk Pekan Kesenian Indonesia 2014, Sundari merasa cukup prihatin dengan riwayat eksistensi keroncong masa kini. Keroncong dinilai mulai tergerus masa. Generasi muda pada umumnya lebih tertarik dengan genre-genre musik lain dibandingkan dengan keroncong. Untuk itu, dalam kesempatan tersebut Sundari mengatakan ingin mengajak generasi muda mulai berkreasi dan berinovasi memainkan lagu-lagu keroncong dengan aransemennya sendiri.

“Yang penting bagi kita adalah memberikan ruang untuk berkreasi, jangan dipaksa kaku,” ujar Sundari.

Setali tiga uang dengan Sundari, Tirto pengamat dan penikmat musik keroncong mengimbau agar generasi muda tidak melupakan musik legendaris Indonesia tersebut. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home