Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 21:26 WIB | Rabu, 28 Januari 2015

Tak Selamanya Anjing Hina di Alkitab

Relief yang menampilkan Yosua dan Kaleb sedang memanggul hasil panen tanah Kanaan setelah pulang dari pengintaian. Patung buatan 1958 adalah karya Ferdinand Heseding. Relief ini muncul di air mancur kota Dusseldorf, Jerman. (Foto: wikipedia.org)

Ellen White, PhD. Arkeolog dari University of St. Michael’s College SATUHARAPAN.COM – Karena dianggap binatang najis, di Alkitab, anjing mempunyai konotasi negatif. Namun, ternyata satu pahlawan Israel dinamai anjing.

Pakar arkaeologi, Ellen White PhD, mengungkapkan bahwa kini anjing—atau celeb/keleb/klb dalam bahasa Ibrani—sahabat terbaik manusia. Tapi di Israel kuno, orang punya pandangan yang sama sekali berbeda terhadap anjing.

Ada lebih dari 400 ras anjing hari ini, semua berasal dari nenek moyang yang sama—serigala. Anjing dipelihara pertama kali mungkin sekitar 12.000 tahun yang lalu. Karena anjing adalah satu-satunya hewan dengan kemampuan menggonggong, mereka menjadi berguna untuk berburu dan menggiring. Anjing dalam Alkitab yang digunakan untuk tujuan ini (Yes. 56:11; Ayb 30: 1).

Ada bukti dalam Alkitab bahwa kekerasan fisik terhadap anjing dianggap wajar (1 Sam. 17:43; Ams. 26:17). Jika ada perbandingan manusia dengan anjing atau untuk memanggil mereka anjing itu menyiratkan bahwa mereka punya status sangat rendah (2 Raj. 8:13; Kel. 22:31; Ul. 23:18; 2 Sam. 3: 8; Ams. 26:11; Pkh. 9: 4; 2 Sam. 9: 8; 1 Sam. 24:14). Dalam Perjanjian Baru, menyebut manusia anjing berarti bahwa orang tersebut dianggap jahat (Fil. 3: 2; Why. 22:15).

Menurut Ellen White, beberapa ahli berhipotesis bahwa pandangan negatif di kawasan Timur Dekat kuno terhadap anjing karena pada masa itu, anjing sering berlari liar dan biasanya dalam gerombolan. Anjing dalam Alkitab memperlihatkan perilaku predator dalam pencarian mereka untuk bertahan hidup, yang termasuk makan mayat (1 Raj. 14:11; 16: 4; 21:19, 23-24; 22:38; 2 Raj. 9:10, 36; 1 Raj. 21:23).

Pakar Alkitab Ibrani dari University of St. Michael’s College berpendapat ada bukti arkeologi, seperti patung-patung, gambar, dan bahkan kalung anjing yang menunjukkan bahwa tetangga Israel terus menggunakan anjing sebagai hewan peliharaan. Namun, dari sisa-sisa kerangka yang ditemukan di wilayah tersebut, domestikasi anjing tidak terjadi sampai Persia dan periode Helenistik dalam Israel.

Kata untuk anjing dalam bahasa Ibrani adalah celeb, asal nama Kaleb. Karena atribusi negatif anjing untuk bangsa Israel kuno, cukup mengejutkan bahwa salah satu dari mata-mata Ibrani menyandang nama ini.

Saat umat Israel bersiap-siap untuk memasuki tanah Kanaan, Musa memanggil kepala suku dari masing-masing suku untuk pergi menyelidiki tanah itu. Kaleb bin Yefune adalah wakil dari suku Yehuda. Ketika mata-mata ini kembali, mereka melaporkan bahwa tanah ini melampaui harapan. Hanya,  orang-orang yang tinggal di Kanaan adalah musuh perkasa. Bangsa Israel tidak ingin pergi dan menghadapi orang Kanaan, namun Kaleb melangkah maju dan mendesak mereka untuk melanjutkan.

Setelah ditegur Musa, Harun, dan Yosua, umat Israel mau maju merebut tanah Kanaan. Kaleb dihargai karena imannya: Yosua memberinya Hebron menjadi milik pusaka (Bil. 14:24; Yos. 14:14).

Hanya, ada yang menyanggah bahwa kata kaleb sama dengan keleb—abjad Ibrani tidak mengenal huruf vokal. Orang yang risih tokoh Alkitab dinamai anjing memberi alternatif bahwa kata kaleb berasal dari kata kal dan lev yang berarti sang pemberani. (http://www.biblicalarchaeology.org/)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home